Merindu tapi tak boleh merindukannya
Menderita tapi tak boleh menderita karenanya
Mengenang tapi juga perlahan menghapusnya
Begitulah sehari-hari aku menjalani hidupku, belakangan ini
Pria cerdas dan memotivasi dari negeri ginseng yang telah lenyap dimakan oleh masa laluku
Memperhitungkan apakah dengan menempuh suatu jalan suatu saat kita akan bertemu
Menelaah apakah aku bisa kuat menjalaninya tanpa kepastian
Haruskah aku berhenti mencari
Haruskah aku menikahi pria penuh sopan santun dengan usia sangat matang?
Kalau begitu impianku untuk bertumbuh bersama dengan pria yang tak jauh dari usiaku dan bermain bersama akan lenyap seketika.
Tidak ada lagi impian kisah cinta benci tapi cinta.
Kisah cintaku tak akan bisa seperti ayah dan ibuku yang jahil tapi manis.
Aku hanya akan menghadapi ketenangan dan kehati-hatian, hidup normal dan tanpa hal-hal menantang.
Mungkinkah menjalani hidup seperti itu akan seru?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar