Minggu, 22 Juni 2025

Aku ditarik ke sana

Dia menariku,
bukan dengan tangan,
tapi dengan mimpi—
yang datang pelan
seperti angin membawa bisikan
yang tak sempat kukatakan.

Dalam tidurku,
aku menggendong sesuatu yang rapuh,
hangat,
dan terasa seperti cinta
yang pernah tumbuh di antara diam kita.

Kota itu memanggil,
bukan sebagai tempat,
tapi sebagai kemungkinan.
Mungkin aku akan menemukan dia,
atau mungkin aku akan menemukan diriku—
yang tertinggal di matanya
saat terakhir kali ia berpaling
tanpa suara.

Aku berjalan,
bukan karena yakin,
tapi karena ada yang belum selesai
di dalam dada ini.

Jika nanti aku sampai di Seoul,
dan tak kutemukan dia di sana,
tak apa.

Karena yang kutemui
adalah diriku sendiri—
yang akhirnya berani mencintai,
meski harus kehilangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar