Pagi hari ini, masih sama seperti dua minggu yang telah berlalu, aku terasa malas untuk bergegas bangun dan mandi. Padahal hari ini harus ke kantor. Bahkan aku bangun terlambat, benarkah jam 7.30?
Ini gila..
Mengapa aku bisa kesiangan? Sudah jelas ini pasti karena libur panjang 4 hari kemarin. Sekarang terasa seperti jebakan. Aku harus terbangun dan berangkat ke kantor dengan semangat yang kurang dari 30%. Bergegas mandi yang tak lebih dari 7 menit. Hahaha. Memang itu sangat menyenangkan, menipu diri sendiri dengan mandi yang begitu sekejap. Bahkan hantu yang mungkin ada di kamar mandi bisa tertawa melihat tingkahku.
Aku berkaca melihat wajahku yang cukup imut saat bangun pagi, tapi percuma saja, karena pangeran yang mengatakan aku imut sudah tidak ada lagi. Biasanya, meskipun dia menelponku di pagi subuh aku akan tetap mengangkat telponnya dengan jantung yang berdebar karena kaget, tidurku terbangunkan. Kembali lagi melihat ke kaca aku tersenyum getir. Astagaaa, ini sudah berapa menit, aku harus lekas bersiap.
Sikat gigi dan mandi yang tidak karuan, langsung saja aku mengambil pakaian untuk hari ini. Dulu jika berangkat ke kantor, aku akan lama dalam memilih pakaian, tapi sekarang aku tau triknya. Aku akan mengambil pakaian yang paling bawah, disanalah nasib beruntung atau tidaknya aku ditentukan. Tidak peduli aku menyukai pakaiannya atau tidak pada saat itu, aku akan tetap mengenakannya, itu lebih baik daripada berpikir panjang dan aku semakin terlambat.
Masuk ke kantor seperti tak bernyawa tetapi aku selalu berusaha menyapa para rekan lebih dulu. Teman yang duduk di depanku tampak bingung mengenai ekspresiku yang aneh. Temanku Mr.K datang dengan kaki yang terpincang. Kukira bekas cideranya saat itu yang membuatnya seperti kesakitan lagi. Refleks saja aku bertanya “kenapa lagi kakimu?”, dia menjawab “ditabrak mobil”. Apa? Dengan kaki yang terpincang seperti itu, bisa-bisanya dia tetap datang ke kantor. Luar biasa, aku mendapat pelajaran bijaksana hari ini. Aku dengan kondisi yang utuh seperti orang yang tidak bersyukur dan malas datang ke kantor. Namun bagaimana dia bisa sehebat itu? Saat pergi ke puncak bersama teman-teman lainnya, aku sangat paham kecepatan motornya tidaklah seberapa. Diantara teman-teman lainnya dia mengendarai motor paling bijaksana. Tapi memang kondisi jalan raya di Jakarta tidak dapat diprediksi, saat kita sudah merasa berhati-hati, belum tentu orang lain hati-hati. Aku sangat kesal, kenapa harus temanku?. Beberapa menit kemudian datanglah Mr.T yang sedang berduka sebab pada hari Jumat kemarin adiknya meninggal dunia karena kanker. Ini sangat menyedihkan. Bahkan saat matanya dan mataku bertemu, aku mengangkat kedua lenganku, mengepalkan tanganku dan terssenyum kepadanya sambil berkata “semangat!!!” , dia tentu membalas dengan senyum juga, tapi hatinya begitu rapuh. Aku tahu itu. Aku bisa merasakan arwah adiknya masih memandanginya saat bekerja di depan komputer. Aku ingin menangis dan aku ingin memberikan arwah adiknya masuk ke tubuhku. Tapi itu tidak mungkin, orang-orang di kantor akan menganggap aku gila. Tapi.. adiknya juga ingin menyemangati dia. Aku tidak biasa menyapanya lebih dulu, karena kami adalah dua orang yang jarang berkomunikasi satu sama lain, tapi entah kenapa hari ini aku begitu sedih melihatnya. Lalu aku kembali dengan pekerjaan normalku, mendesain grafis dan menuangkan tulisan dalam desain grafis untuk konten media sosial perusahaan. Aku tidak memandang apapun, aku hanya mendesain sambil menghayati playlist lagu-lagu sendu untuk mengenang masa indahku bersama pria korea selatan bermata sipit dan senyum kelinci.
Waktu makan siang pun tiba, ada apa ini? Kenapa semua terasa cepat? Apakah aku terlalu menghayati pekerjaanku hari ini? Hahaha. Sungguh aku tidak menyangka. Tiba-tiba salah satu teman sudah menyentuh bahuku untuk mengingatkan aku makan siang. Barulah kemudian aku melirik ke pojok komputer dan melihat jam sudah menunjukan pukul 12.01 , hahahaha. Menyenangkan… Ini tidak berasa sama sekali. Aku harap bisa setiap hari seperti ini.
Aku ke luar kantor bersama Ms. S , ya, kita hanya berdua karena yang lainnya sedang ada tugas ke luar kota dan sebagian lagi lebih nyaman makan di dalam kantor. Mr. K menaiki tangga dengan terseok-seok, aku sangat ingin membantunya menaiki tangga, tapi aku tahu dia sudah punya kekasih dan aku juga masih mengganggap pria korea selatan bermata imut gigi kelinci yang harus kujaga hatinya. Bukankah ini sudah hampir 3 minggu dia mengabaikanku? Mengapa aku masih merasa selingkuh darinya jika ingin membantu orang lain? Mr.K masih kukuh menaiki tangga dengan kakinya yang tidak bisa menapak dengan baik. Aku ingin menangis, mengapa dunia ini sekejam itu padanya? Ini sudah yang kedua kalinya. Mungkin sekarang teman-temanku bisa paham mengapa aku sangat takut menaiki kendaraan motor.
Fakta kecelakaan yang juga membuatku semakin marah pada Tuhan adalah Ms.F yang merupakan temanku berbicara bahasa Korea di kantor juga mengalami kecelakaan hingga hari ini tidak ke kantor. Woaahhh… aku sungguh emosi hingga kepalaku rasanya mau meledak, kurasa sekarang aku hipertensi. Ada apa dengan Tuhan? Mengapa Tuhan membiarkan teman-temanku terluka? Mengapa tidak orang-orang dari perusahaan lain saja? Mengapa luka dan kepedihan datang silih berganti pada kami? Ada yang depresi karena ditinggal kekasih, ada yang kehilangan cucu mungil yang baru berusia empat bulan, ada yang harus menderita maag akut, ada yang kakinya terluka lalu infeksi, ada yang selalu terserang flu secara rutin, bahkan anak magang Ms.SO juga kecelakaan berkendara motor saat belum genap 6 bulan bekerja. Lalu kini??? Ada yang kehilangan adik karena sakit kanker yang menyedihkan dan juga Mr.K dan Ms. F harus mengalami cidera kaki kedua kalinya??? Ada apa dengan hari kami? Mengapa begitu kejam? Aku sungguh benci. Apakah ada salah satu dari kami di kantor yang membawa aura negatif? Entahlah.
Jika aku terus memohon kebaikan hati Tuhan untuk menjaga teman-temanku setiap hari, akankah Tuhan melakukannya? Kumohon usirlah setiap roh jahat yang hadir dan meracuni pikiran, perkataan, perbuatan dan bahkan rutinitas kami. Kami adalah jiwa-jiwa mulia yang mengerjakan pelayanan terhadap umat Tuhan di bidang sosial. Dan kami sangat menyayangi satu sama lain seperti keluarga, tentu saja kami tidak ingin ada yang terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar