Aku pernah mengasihi dengan permata di dahiku
Aku pernah mengasihi dengan teratai di dadaku
Aku pernah mengasihi dengan cakra di ubun-ubunku
Aku pernah mengasihi dengan kobaran api di lidahku
Begitu salah satu bekal itu mengenai jiwa seseorang, mereka akan sulit melupakanku
Namun sayangnya tak ada satupun yang bisa memiliki aku
Penjaga memasang tembok-tembok pertahanan
Menyimpan panah tersembunyi di setiap penjuru, agar setiap yang datang padaku menjadi korban dari pesonaku
Aku tidak pernah memohon untuk memilikinya namun aku selalu berkata “terima kasih, aku telah menerima segalaNya”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar