Selasa, 17 Juni 2025

Tak Ada Pelangi

 Jika pelangi akan muncul setelah hujan

Maka hujan itu harus ditemani sang mentari

Jika tangisku deras namun ada hangatmu disampingku, itu akan menjadi pelangi yang indah 

Namun apa dayaku kali ini hanya mendung redup yang gelap beserta derasnya hujan tak henti-henti

Basah, dingin, menggigil, bajuku basah dan mendinginkan tubuhku

Aku bertahan bahkan hingga baju itu mengering sendiri di tubuhku 

Maafkan Aku, Mataku

 Terbangun di pagi hari dengan banyak beban di kepala

Terlalu banyak berpikir merusak semuanya

Atau tak perlu berpikir sama sekali?

Tapi itu juga bisa merusak masa depanku

Mata yang tegang di depan layar komputer hari demi hari, bahkan sudah mulai bengkak

Pengelihatanku sudah mulai kabur, awalnya terbaca tapi sekarang sudah banyak pudar

Aku bekerja sangat keras untuk menghalau patah hatiku

Apakah badanku akan lebih baik? 

Tidak ada yang memaksaku bekerja lebih keras tapi hanya aku yang menjadikan pekerjaan sebuah pelampiasan rasa patah hatiku

Ada banyak hal yang tak dapat dijelaskan

Oh mataku yang indah, aku sungguh menyayangkannya

Kuharap esok lebih baik.

Senin, 16 Juni 2025

Tidak Bisa Melawan Takdir

 Merindu tapi tak boleh merindukannya

Menderita tapi tak boleh menderita karenanya

Mengenang tapi juga perlahan menghapusnya

Begitulah sehari-hari aku menjalani hidupku, belakangan ini

Pria cerdas dan memotivasi dari negeri ginseng yang telah lenyap dimakan oleh masa laluku

Memperhitungkan apakah dengan menempuh suatu jalan suatu saat kita akan bertemu

Menelaah apakah aku bisa kuat menjalaninya tanpa kepastian

Haruskah aku berhenti mencari

Haruskah aku menikahi pria penuh sopan santun dengan usia sangat matang?

Kalau begitu impianku untuk bertumbuh bersama dengan pria yang tak jauh dari usiaku dan bermain bersama akan lenyap seketika. 

Tidak ada lagi impian kisah cinta benci tapi cinta. 

Kisah cintaku tak akan bisa seperti ayah dan ibuku yang jahil tapi manis.

Aku hanya akan menghadapi ketenangan dan kehati-hatian, hidup normal dan tanpa hal-hal menantang. 

Mungkinkah menjalani hidup seperti itu akan seru?


Minggu, 15 Juni 2025

Tawa Tiga Manusia Lucu

Kekacauan Jumat malam yang dalam bersama lagu sendu tidak kusangka bisa terhapuskan, karena banyak kehampaan berselimut lagu-lagu mandarin yang sendu, malam harinya jadi terasa sangat lelah. Aku memutuskan untuk tidur lebih larut bersama bintang-bintang. Tidur lelap itu juga diiringi drama-drama Korea penuh alur cerita rumit. Saking tak kuasa memahami alur ceritanya, mataku ternyata memilih untuk terpejam. Tiba-tiba terbangun di pagi cerah, tidak!, ini terlalu cerah karena sudah jam 10 pagi, hahaha. Baru ingat ternyata salah satu sahabatku ingin berkunjung, dia datang dengan semangat disaat aku belum mandi. Jadilah kami bertiga di ruang kesayangan kami. Saatnya pun tiba untuk mengisi perut, semua tampak lapar, perut sudah terasa menggila.

Mengenalkan sahabatku pada teman sekamar tentu hal menyenangkan. Saat mereka mulai menemukan topik, aku bergegas ke kamar mandi dan membiarkan mereka berdua ngobrol. Mereka tampak asik, tentu saja aku bangga karena teman-temanku adalah manusia-manusia baik hati dengan kepekaan tinggi. Belum ada 5 menit mereka saling berjabat tangan. Topik-topik menarik sudah ada diantara mereka. Bukankah ini luar biasa?

Sambil merasakan derasnya air menyentuh tubuhku aku sedikit mendekatkan diri ke dinding untuk memastikan mereka baik-baik saja. Kehancuranku di Jumat sore yang keras terbalaskan dengan dua manusia kesayanganku ini. Jika mereka tahu sesaknya jiwaku kemarin, mereka pasti sangat menyayangkan itu. Lihatlah mereka kini membawa kebahagiaan yang hakiki. Waktu mandi usai, saatnya berburu makanan. Satu dari tiga membeli gado-gado dan dua dari tiga membeli khas lalapan yang lezat belum lengkap jika belum ditambah es teh manis. Berjalan kembali menuju rumah, aku memberhatikan bunga kembang sepatu berwarna kuning tampak mekar dengan sempurna. Sungguh indahnya, apakah aku layak mendapatkan kebahagiaan , hadiah yang begitu indah hari ini? Kalau begitu ayo bersorak, hahaha. Tentu aku harus mengambil gambar bunga kembang sepatu itu.

Tiba di kamar kami menyalakan drama Korea dengan cerita rumit itu, ketiga pasang mata terpana melihat ke TV. Mereka menertawakanku yang selalu gagal paham pada misteri-misteri yang ada di drama Korea. Teman sekamarku bahkan mengatakan lebih bodohnya aku justru menggunakan terjemahan berbahasa inggris. Maksudnya adalah kemungkinan terjemahan semakin memperburuk tingkat pemahamanku terhadap isi ceritanya. Hahaha, sudahlah, suka-suka ku.

Sabahatku datang sebenarnya untuk mengajaku mempersiapkan diri untuk ujian bahasa inggris, menuju pendaftaran beasiswa pemerintah. Fokusku sudah mulai terombang-ambing paska patah hati. Saatnya meluruskan kembali jalanku yang sempat tersesat. Beruntungnya memiliki sahabat sepertinya, dia bahkan menghentikan aku dari tontonan drama Korea dengan mengatakan “kita jadi belajar untuk ujian IELTS tidak? Ayo kita latihan menulis”.  Seketika mataku terbelalak, bagaimana ini? aibku mengenai grammar berantakan itu pasti akan terbongkar dengan pasti hari ini. Saat aku ujian speaking mungkin tidak perlu diragukan lagi, tapi writing??? Kukira dunia akan terbelah jika membaca hasil tulisanku dalam bahasa Inggris. Perlahan dia membimbingku memberikan aku pemahaman mengenai struktur essay yang benar dan penulisan kalimat yang sesuai. Meskipun aku harus mengulang tulisanku satu kali , tapi kurasa itu demi kebaikanku. Aku tidak akan tersinggung, meskipun memperbaikinya dengan serpihan jiwa-jiwa pemalas ini.

Tulisan akhir telah selesai dengan baik walau masih ada banyak koreksi. Aku tidak yakin bisa memperoleh beasiswa PhD dengan kemampuan Bahasa Inggris terlalu standar seperti ini. Aku lelah selama 2 jam harus melakukan parafrase pada setiap paragraf. Sementara aku dan sahabatku pusing menyusun frasa dalam Bahasa Inggris, teman sekamarku fokus latihan vokal dengar partitur saktinya. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli es krim dan beberapa cemilan lainnya. Berbagi makanan bersama lalu menonton music video lawas dan tertawa bersama.

Jumat, 13 Juni 2025

Iri pada Manusia Silver

Tidak dia, tidak juga kamu

Tidak ingin tahu, tidak juga peduli

Lelah tapi juga berharap

Keluhan menerpa tak kunjung henti

Masalah demi masalah berdatangan seakan menguji

Menerka-nerka sampai dimanakah kemampuanku

Tetap melangkah ke depan, belajar maju ke depan tanpa melihat lagi sisa yang dibelakang  

Piala-piala ku yang pernah kudapatkan dengan mudah

Seseorang mengatakan segeralah menikah, dengan siapa? Pernikahan seperti apa?

Itu sulit, ketika orang lain mengatakan itu padaku, aku justru ingin mengubur harapan itu. 

Karena itu mungkin tak akan terjadi

Karena ketika aku akan menghampirinya, mungkin aku akan menerima kenyataan dia sudah bersanding dengan lainnya

Pengemis jalanan berkedok pasangan manusia silver berjalan beriringan menggendong bayinya

Aku yang baru pulang kerja berjalan di trotoar kiri dan mereka di seberang, langkah kita tampak sama, namun sayang aku hanya sendiri sedangkan mereka adalah sepaket keluarga. Bukankah ini mengesalkan. Sepulang dari kantor, aku hanya ingin menangis. Aku menyalakan tv YouTube dan mencari lagu-lagu mandarin yang sedih, lalu menyanyikannya. Mengapa keluarga kecil si manusia silver tampak bahagia? Sedangkan aku begitu berantakan.

Lelah, hampa, terusik dan menyerah

Kamis, 12 Juni 2025

Waktu Kembar

 Jika waktu kembar bisa mengabulkan permintaanku,

Aku akan terus melakukannya hingga tak terhitung lagi jumlahnya

Berharap dengan waktu kembar itu , pertemuan manis bisa terjadi 

Tak mungkin itu bisa terjadi karena harapan semu selalu menutupinya

Menghindari rasa sakit agar lebih keras bekerja dan tidak melukai kemampuan mencari nafkah

Semuanya dilakukan untuk menjaga itu

Lebih baik hidup kaya tanpa bunga pajangan

Dibandingkan dipenuhi bunga namun terpuruk

Begitukah maksudnya?

Toh bunga-bunga itu hanya indah sementara, lalu semua akan layu dan rontok

Begitukah maksudnya?

Sungguh tak bisa dipercaya dan tak mungkin berbuat apapun lagi

Tuhan bilang cara berdoaku salah, aku selalu menuntut

Harusnya aku cukup mengatakan “aku sudah mendapatkan semuanya” lalu terus bekerja keras.

Menjadi sibuk itu tak masalah agar tak mengingatkan lagi pada luka yang pernah ada

Setiap hari hanya lagu-lagu sendu yang menemani

Begitu lagu sendu habis, tersadar waktunya berangkat ke kantor, setelah lagu sendu habis tersadar waktunya makan siang, sesaat lagu sendu habis tersadar waktunya pulang ke rumah dan begitu seterusnya.

Padahal aku hanya perlu menjalaninya dengan mengulangnya tapi aku merasa ini sulit. Sesekali mungkin merasa semuanya sudah cukup tapi sesekali juga semuanya jadi sangat menggila.

Mungkinkah dia baik-baik saja, apakah dia sudah menemukan cinta barunya? Apakah dia tidak pernah mengingatku lagi sekalipun? Masih ingatkah dia, saat dia mengatakan aku miliknya? Apakah ada fenomena yang dia hadapi dan itu mengingatkannya tentangku seperti aku yang selalu diterpa fenomena dan teringat tentangnya? Apakah dia sudah menghapus semua kenangannya dan tak ada satupun yang tersisa tentangku?

Ini menyakitkan bukan? Ini tidak adil, karena aku terus terngiang tentangnya. Ini tidak adil karena dia tidak pernah muncul lagi dan mencariku. Dia benar-benar meninggalkan semuanya tanpa penyesalan.

Haruskah aku memulai lembaran baru dan mensyukuri kesempatan itu? 

Rabu, 11 Juni 2025

Terpanggil

Seperti suatu panggilan

Membuatku terbangun dengan semangat

Si lentera harapanku

Pernah membangkitkan aku disaat paling terpuruk 

Bayang penuh senyum menebar misteri

Selasa, 10 Juni 2025

Bekal Lahir, Alamiah

 Aku pernah mengasihi dengan permata di dahiku

Aku pernah mengasihi dengan teratai di dadaku

Aku pernah mengasihi dengan cakra di ubun-ubunku

Aku pernah mengasihi dengan kobaran api di lidahku

Begitu salah satu bekal itu mengenai jiwa seseorang, mereka akan sulit melupakanku

Namun sayangnya tak ada satupun yang bisa memiliki aku

Penjaga memasang tembok-tembok pertahanan

Menyimpan panah tersembunyi di setiap penjuru, agar setiap yang datang padaku menjadi korban dari pesonaku

Aku tidak pernah memohon untuk memilikinya namun aku selalu berkata “terima kasih, aku telah menerima segalaNya”

Senin, 09 Juni 2025

Drama Surga Neraka yang Menyadarkan Aku

 Empat hari libur bisa terasa begitu cepat hanya dengan maraton menonton drama yang sedang populer. Aku hanya ingin bersantai dan memaknai setiap tontonanku dan menemukan makna dibaliknya. Kisah pada drama itu menunjukan bagaimana kehidupan setelah kematian. Setelahnya, ditujukanlah manusia-manusia yang sudah mati ke surga atau neraka tergantung dari perbuatan semasa hidup mereka. Bahkan drama itu juga menunjukan bagaimana reinkarnasi juga berlangsung. Aku penasaran seperti apa kehidupanku pada jaman dahulu. Sudah berapa kali kah aku terlahir ke dunia? Siapakah aku di kehidupan sebelumnya? Pada saat mengikuti ritual di Bali, aku sering terkaget saat ritual pemanggilan arwah manusia yang baru meninggal dan bayi yang baru lahir dilakukan. Biasanya arwah itu dipanggil untuk menjelaskan siapa mereka di kehidupan sebelumnya, kaitannya dengan keluarga mereka saat ini dan apa permintaan mereka agar pergi dengan tenang atau menghadapi kehidupan baru dengan baik. Pada saat upacara untuk anak balita, pendamping arwahku di kehidupan sebelumnya dipanggil, dan ia berbicara, menurut cerita nenek dan ibuku, dulunya aku adalah nenek dari ayahku yang paling dia sayangi. Itu kenapa aku meminta kepada dewa untuk lahir kembali sebagai anaknya karena katanya aku begitu mengasihi ayahku yang dulu adalah cucuku. Pantas saja, sedikitpun aku tidak pernah mendengar ayah memarahiku dengan nada tinggi. Dia hanya akan menegur dengan halus. Jika anak-anak lainnya mengatakan mereka memiliki ayah yang galak, maka sangat berbeda dariku. Ayahku begitu lembut, aku seperti tuan putri dan sahabatnya. Jika aku pulang ke Bali aku bahkan bisa dengan manja meminta ayah untuk menggendongku. Tulang punggungnya sudah tidak sehebat dulu, tetapi dia tetap mau melakukannya untuk aku. Ini sangat lucu bukan. Jika kondisi ayah sedang tidak baik seperti saat ini, maka hancurlah seluruh perasaanku. Saat menentukan seorang kekasih aku selalu memohon pada Tuhan agar dihadirkan kekasih dengan usia yang tidak jauh berbeda denganku paling banyak setidaknya 5 tahun lebih tua karena aku ingin anak-anak ku bisa merasakan kasih sayang anaknya dalam waktu yang lama. Aku juga tidak ingin menikah dalam waktu yang terlalu tua agar aku bisa menyaksikan anak-anak ku bertumbuh dengan baik, aku berharap tidak meninggalkan anak-anak ku di dunia di usia muda mereka. Aku ingin menjalani kehidupan yang indah dengan anak-anak ku. Tentu memiliki seorang anak saja tidak semudah itu, banyak biaya yang harus ditanggung, namun aku cukup percaya diri karena aku telah banyak berinvestasi pada usia mudaku, ku yakin akan mendapatkan pekerjaan dengan mudah dengan berbagai keterampilan yang ku miliki. Saat muda dulu mungkin aku begitu bodoh menyia-nyiakan kesempatan mengasuh seorang anak, namun saat ini aku sangat menginginkannya. Apakah dengan memiliki bayi yang lucu hidupku tidak akan kesepian lagi? Jika di kehidupan saat ini aku ditakdirkan bersama orang lain, apakah mungkin di kehidupan selanjutnya aku menjadi istri pria mata imut, gigi kelinci itu? atau mungkin kehadirannya yang sesaat di kehidupanku saat ini untuk membalas karma kami di kehidupan sebelumnya, yang artinya aku dan dirinya pernah bertemu sebelumnnya. Andaikan teknologi semakin canggih dan bisa mendeteksi itu semua, aku sangat ingin mengetahui seperti apa pertemuan kami sebelumnnya.

Tidak ada yang dapat dituntut, menonton drama itu juga memberikan peringatan bahwa sebagai manusia tidak ada hak untuk memohon ini dan itu, memohon kepada Tuhan agar permintaan kita dikabulkan juga suatu hal yang salah. Kebenaran yang harus dijalani adalah berdoa dan menyatakan bahwa segalanya telah diterima dengan penuh syukur. Atas semua kejadian baik dan buruk yang datang pada kehidupanku. Sebagai manusia biasa, aku adalah ratu mengeluh, setiap keluhanku membuat orang-orang di sekitarku merasakan beratnya seribu ekor gajah. Bagaimana mungkin dadaku selapang itu? jika aku berperan sebagai seseorang yang menjalani drama kehidupan itu, maka aku akan berdoa dan mengatakan pada Tuhan : "Tuhan, ini aku, hambamu yang penuh dosa namun tidak pernah sehari pun aku melupakanMu. Aku sudah sering terperangkap pada keinginan duniawi yang semu ini. Bahkan hingga hari ini masih banyak keinginan-keinginan duniawiku yang kuingin engkau mengabulkannya. Tuhan, aku ingin berterima kasih untuk setiap orang yang Kau pertemukan padaku di kehidupanku saat ini. Aku sungguh berpikir engkau luar biasa karena saat mempertemukan aku dengan calon pasangan, selalu kau hadirkan orang yang lebih baik dan semakin baik. Meskipun hubunganku selalu tidak berujung pada pernikahan tetapi aku belajar banyak dari setiap laki-laki itu, aku memaknai setiap pertemuan itu. Ingatkah Engkau Tuhan, saat mempertemukan aku dengan cinta pertamaku? dia telah menemaniku yang jauh dari orang tua hingga lulus di pendidikan sarjanaku, dia bahkan membantuku saat proses pembuatan prototype di setiap tugas kuliah yang sulit dan bahkan telah membantuku merancang website untuk proyek magisterku. Lalu ingatkah engkau pada lelaki yang berasal dari negeri sakura itu? Dia memberikan semangat baru dengan menemaniku merancang penelitan magisterku hingga aku sidang dan menyiapkan jurnal untuk publikasi internasional, semangatnya dalam bekerja telah ia tularkan padaku. Lalu ingatkan Tuhan pada pria keempat yang berasal dari Mongolia itu? dia telah membantuku sembuh dari cidera lengan kiriku dengan metode terapi di gym yang efektif, tangan kiriku tidak selemah sebelumnya, bahkan sudah hampir sembuh sepenuhnya bahkan aritmiaku berkurang karena metode latihan di gym yang selalu dia ajarkan padaku. Adapun lelaki keempat dengan visual imut yang kudambakan, cerdas, memiliki jiwa yang menenangkan dan bisa menjadi apa saja sesuai dengan kondisi yang kubutuhkan, bahkan aku sempat berpikir bahwa lelaki negeri ginseng ini adalah yang terakhir yang kau hadiahkan dalam hidupku, sayangnya lagi-lagi kau hanya ingin aku memetik pelajaran darinya. Namun, tenang saja Tuhanku, dia lelaki hebat yang telah membuatku menerbitkan buku pertamaku, buku kumpulan puisi yang mencermikan semua kekawatiran kehidupan. Aku sudah bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik karena rasa cintaku padanya, dia memberikan banyak nasihat yang menjadi kekuatan untuk aku menjalani kehidupan selanjutnya. Aku sangat yakin semua perkataan dari pria imut itu bersumber dari bisikanMu yang ingin menyampaikan pesan kepadaku. Betapa bahagianya aku ya Tuhan, karena hadiahMu selalu datang tepat pada waktunya dan memberikan hal-hal positif terlepas banyaknya air mataku yang juga harus menetes di waktu perpisahan kami”.

Jika aku di akhirat nanti, kurasa bagian dari diriku yang mengandung kenangan burukpenyesalan dan kesedihan tidak akan muncul seperti adegan di drama itu, karena aku sudah belajar memaafkan bagian kisah-kisah sedih dan pencobaan itu dengan menulisnya menjadi karyaAku akan terus berharap Tuhan memberikan kekuatan lagi dan lagi tanpa henti sehingga seberapa besarpun masalah yang menunggu di ujung jalan kehidupan, aku masih punya sisa-sisa napas kehidupan yang kuat. “Tuhan, aku mengasihimu dengan segenap hatiku. Ampuni hambaMu yang tidak pernah lepas dari dosa ini dan bimbinglah aku”.

Minggu, 08 Juni 2025

Isyarat Semesta Menyiksaku

Tidur selama berjam-jam di hari libur bisa menjadi malapetaka di malam hari. Ada saat dimana semua akan tenang tetapi ada juga saat dimana harus tersiksa oleh kenangan yang menenggelamkan. Semua perkataannya telah membaur bersama semesta. Tak ada satupun dari perkataannya yang tidak hadir di hari-hariku setelah perpisahan kami. Dia terlalu cerdas mencari celah untuk merenggut siang dan malamku.

Aku tidak ingin berbesar hati dan terlalu percaya diri bahwa saat itu dia benar menyukaiku, karena aku mengerti betapa banyaknya bintang yang lebih bersinar dimatanya dibandingkan diriku. Hari ini aku dan teman sekamar ku pergi makan mie ayam spesial di warung dekat tempat tinggal kami. Saat sampai, warung mie itu memutar lagu dengan beat yang asik, tubuhku mengikuti ritme musiknya. Namun semua suasana asik berubah ketika lagu yang diputar adalah lagu “Baby” dari Justin Bieber. Malamku menjadi sangat malang. Aku teringat pada mantan kekasih yang sempat menyanyikan lagu itu di video call kami. Semesta dan penjaga warung itu sangat kejam karena kembali mengingatkanku mengenai kenanganku bersama lelaki Korea itu. Padahal hari ini, aku sungguh ingin mengistirahatkan pikiranku dari kenangan tentangnya. Hidup dengan bayang-bayang kenangan bersama akan membuatku sulit jatuh cinta dengan orang baru, terlebih dia lelaki cerdas, romantis dan selalu membuatku bahagia. Bagaimana aku bisa dengan mudah melupakannya?. Aku justru terperangkap oleh rasa bersalah dan penyesalanku setiap harinya karena tidak mampu mempertahankan hubungan kami.

Lalu malam ini lagi-lagi ada peristiwa lainnya, yang mendatangkan bayangan dari kenangan itu. Saat aku menggulir konten-konten di platform kesayanganku, aku berharap akan terhibur lalu bisa cepat tertidur, lantas mengapa aku justru menemukan konten yang membuatku teringat pada perkataannya?. Konten itu menunjukkan bagaimana biasanya lelaki Korea memberikan panggilan kesayangan kepada perempuan yang dia sukai, maka dia akan memanggil dengan “babo” yang artinya “honey”, dan jika dipanggil “stupid” itu berarti “yeobo” atau sayang. Entah mengapa saat masih bersamanya, aku berpikir  arti kata itu adalah arti sebenarnya karena aku memang seperti orang bodoh saat jatuh cinta. Ini menyebalkan lingkaran kenangan dan isyarat semesta selalu bekerja sama untuk menyesakkan dadaku. Apakah aku sedang dihukum? Namun sampai kapan? Ini sudah terlalu lama untuk sebuah hukuman. Aku ingin menjalani hidupku dengan tenang dan baik. Aku sudah berdoa, datang ke tempat suci hampir setiap hari untuk menjernihkan pikiran dan meminta karunia kebijaksanaan, namun mengapa yang datang isyarat-isyarat dengan sayatan itu lagi?. Dosaku sangat banyak namun aku tidak punya siapapun yang dapat kuandalkan untuk mengeluh selain Tuhan. Jika Tuhan benar menyayangiku, kumohon berikan aku makna dibalik semua ini dan buat aku mampu memahaminya agar tidak terlalu banyak keluh kesah yang keluar dari hati dan pikiranku setiap harinya. Kumohon, buat aku bahagia.

Sabtu, 07 Juni 2025

Pribadi yang Tenggelam dalam Zat Adiktif

     Siapa yang akan peduli ketika kita masih memiliki luka yang tertanam?, tak akan ada satupun yang ingin mengerti itu semua. Ketika bercerita pada orang lain, itu bahkan seperti formalitas. Sungguh tidak mungkin jika mereka dengan sungguh-sungguh mendengarkan dan dengan tulus memberikan masukan yang membangun. Seperti itulah dunia bertopeng sedang bekerja. Meskipun senja berganti fajar pada akhirnya hanya aku dan diriku sendiri yang sedang mencoba memahami diriku sendiri. Berdiri dibalik jutaan makna yang masih harus dicari, diselidiki dan didapatkan. Merenung sendiri dan membedah isi pikiran itu sendiri. Menangis, bangkit lalu merenung lagi. Namun dapat dikatakan itu bukanlah sebuah gangguan jiwa melainkan proses menuju penerimaan, mungkin setelahnya aku akan mendapat karunia dada yang lapang dan hati seluas samudra. Namun siapakah aku yang harus berusaha bijak dan bisa mengendalikan semuanya? Aku bukan orang terpandang, orang terkenal, orang kaya ataupun motivator hebat. Aku hanya orang biasa yang memikul banyak pertanyaan dalam keresahan. Patutkah pemikiranku didengar? Adakah hikmah yang orang lain dapat ambil dari sebuah kisah yang ditulis apa adanya?

    Aku mengenal seorang sahabat baru yang bercerita tentang keingan orang tuanya untuk segera memiliki cucu darinya. Mengapa dia bercerita sampai sedetail itu? Padahal aku hanya menanyakan apakah kedua orang tuanya mendukung jika dia berkencan dengan warga negara asing. Sebenarnya aku sedikit bingung mengaitkan jawaban dan pertanyaan itu, hahaha. Benar saja, di usianya itu memang seharusnya dia sudah menemukan pasangan yang tepat. Pasangan yang bisa dia kenalkan kepada orang tuanya. Kudengar ada beberapa orang tua yang berpandangan jika sang anak dan calon menantunya saling menyukai maka sudah tidak ada lagi alasan seorang ibu untuk tidak menyukai calon menantunya. Hahaha. Kita jadi seperti dua orang yang sedang berkencan buta dan ingin saling mengenal. Aku tidak terlalu memikirkan hal-hal jauh dari pandangan, hal terpenting sekarang hanyalah aku memiliki teman obrolan untuk menemani hari-hariku nan sepi. Manusia dengan titisan jiwa seni sepertiku harus terus memiliki sumber inspirasi di sampingnya karena hanya dengan hal itu aku bisa bertahan hidup lebih lama. Gairah tak tersalurkan karena hidup dipenuhi kehampaan akan mempercepat umurku di dunia. Jika bisa dikatakan, sesungguhnya gairahku hanya ingin bahagia melalui hal-hal unik dari ide kepala, dimana ide tersebut dapat terimplementasi.

    Berbicara mengenai pemikiran orang lain, apakah mereka akan menyukai perbuatanku saat ini sudah tidak ada artinya lagi. Aku benar-benar cuek dan hanya memperhatikan keinginan hatiku saat ini. Aku akan terus mengumpulkan semua benih-benih semangat itu menjadi kreativitas lalu mengunggahnya sesuka hatiku. Sabda dari semesta dan isyarat-isyarat aneh lainnya selalu muncul dalam benak dan pikiran di saat-saat yang tak terduga. Sekarang bukan umurku lagi untuk menahan semuanya, sekarang adalah saatnya mengeluarkan semua potensi dalam diriku. Tak peduli se-random apa isinya. Jika semesta bisa mendengar teriakan dalam diriku, aku akan mengatakan "ini aku, ambilah diriku serta semua pernak-pernik yang ada dalam diriku, inspirasiku semua berasal dari semesta dan Tuhanku, kuserahkan semuanya dan pakailah". Sebagian manusia di sekelilingku mungkin akan berpikir dan bertanya tanya. Darimana dia mendapatkan pemikiran itu? Mengapa dia sangat arogan? Memang dia sudah sehebat apa hingga berlagu menggurui?. Maka aku hanya akan diam dan akan membalasnya dengan beberapa tindakan-tindakan yang tak terduga. Manusia-manusia di dunia ini tercipta dengan potensi berbeda-beda, mungkin mereka akan merekah dengan menggenggam sejuta teori pemikirannya, sebagian lain akan pontang-panting dengan berbagai tindakannya. Lalu manakah jawaban paling benar?. Tidak ada yang paling benar, tidak ada yang paling absah. Semuanya akan tetap abstrak karena keduanya saling membutuhkan. Tanpa teori, tidak ada patokan untuk pelaksanaan nyata, tanpa pelaksanaan nyata, tidak akan ada penemuan teori baru yang lebih agung dan dapat menyelesaikan kekurangan teori sebelumnya. Biasanya itu diperoleh dari hasil mengamati, menelaah, mengkritisi dan membayangkan kemungkinan sebab akibatnya. Inspirasi kontenku biasanya berasal dari kegiatan rutin, pertemuan dan obrolan dengan beberapa orang, tontonan menarik, bacaan dan hasil perenungan. Aku akan terus membuatkan catatan sampai aku bosan. Peningkatan itu terjadi setidaknya ada 1-2% dalam satu hari. Semakin memahami titik lemahnya dan semakin mendalami keunggulannya, berulang sampai pemikiran sudah buntu dan tidak lagi menemukan titik baru untuk diolah. Namun kembali lagi gairah itu akan muncul jika ada seorang pendamping penenang jiwaku, dimana aku bisa bercerita tentang hariku dan pemikiranku di waktu tertentu. Jika dikatakan ketergantungan, maka aku akan mengakui itu sangat benar adanya. Kehadiran itu sudah seperti zat adiktif. Aku tidak tahu apa rasanya, hahaha. Namun dari beberapa sumber mengatakan zat itu, memberikan kenikmatan diawal dan akan menyiksa dikemudian harinya. Benar saja, kehadiran seseorang bagai zat adiktif itu sudah beberapa kali terjadi dalam hidupku, bahkan dampak negatif itu pun sudah terjadi dalam hidupku. Sungguh tidak bisa dipungkiri, tak perlu dicari kesamaannya karena memang begitu mirip. Kehadiran Tuhan sangat berperan di era ini, agar kita menyadari bahwa karma itu akan terus berjalan dan roda terus berputar. Jika kita menyakiti maka kita juga akan disakiti, jika kita membohongi maka kita juga akan dibohongi, jika kita meninggalkan kekacauan di benak orang lain maka kekacauan tanpa sebab juga akan muncul di pikiran kita.

Selamatkan Aku dari Kehampaan dan Kebosanan Ini

 Naluriku dalam menulis semakin tumpul. Apakah arti semua ini? apakah aku mulai kehilangan inspirasiku? , tidak, tolong jangan katakan bahwa semua ini akan berakhir. Kupikir ketajaman dalam menulis juga dipengaruhi dengan sumber inspirasinya. Titik itu kini sudah tidak ada, dia sudah mulai terkikis oleh waktu dan mulai terhapus oleh kebiasaan baru. Kebiasaan baru yang memberikan suasana baru. Namun dimanakah suasana puitis itu? apakah sebentar lagi tulisan ini akan berubah genre? hahaha. Ini sangat konyol. Aku bahkan ingin menertawakan diriku sendiri. Mengapa aku begitu konyol? suasana hati yang selalu berubah, pasangan yang datang dan pergi silih berganti hingga kestabilan terhadap kreatifitas yang juga berubah-ubah. Mungkinkah dunia ini juga ingin ikut tertawa melihat semua kekonyolanku.

Hari libur panjang saat akhir pekan, itu adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh semua pekerja. Berkeliling dan mencari keseruan di luar itu pasti seru, namun aku terlalu pemalas untuk merasakan suasana itu. Berdiam diri di kamar itu justru lebih nyaman, namun apakah keresahan akan diam-diam menghampiri dan mengusik ketenanganku. Kurasa tidur lebih banyak membuat semuanya lebih baik. Aku mungkin sudah tidur lebih dari 12 jam sejak malam hari. Suasana tanpa arah dan hanya mengandalkan media sosial sebagai teman. Terasa tidak ingin melakukan tindakan apapun, karena kini aku terlalu lelah dan menyerah melihat keadaan yang tak akan berubah, seberapa keras aku telah berusaha dan berharap.

Buku, itu satu-satunya yang bisa menyelamatkan dari kebosanan, berdiri dari tempat tidur yang sudah sedari pagi memeluk diriku pilihan yang tepat, demi sebuah buku. Buku yang mengajarkan tentang kebijaksanaan, meski bagitu itu tak cukup pantas bagiku. Tak peduli seberapa bijak setiap kalimat pada buku itu, aku tidak akan mungkin bisa memenuhi untuk menerapkannya. Aku membacanya untuk menenangkan hatiku dan mengingatkan diriku bahwa cobaan akan selalu datang dan semuanya akan baik-baik saja. Tak ada hidup yang sempurna, akhir-akhir ini aku mendengar banyak ocehan dari para idol yang kusuka dan buku yang telah kubaca bahkan konten yang sudah ku tonton di beberapa platform, bahwa sesungguhnya kedewasaan bersumber dari cobaan hidup yang datang. Jika kita bisa menghadapinya dan masih bertahan maka kita akan semakin bertumbuh. Benarkah aku bertumbuh? Saat ku ingat lagi, saat hubunganku yang terakhir kalinya harus kandas, aku justru menangis berahari-hari dengan sangat kencang seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan oleh orang tuanya. Bukankah itu justru menjadikanku terlihat semakin lemah? entahlah, aku juga tidak pernah mengerti mana sebenarnya yang benar.

Aku sempat berpikir, haruskah aku pergi meninggalkan kota ini? terlalu banyak kenangan di kamar ini saat mantan pacarku masih sering menghubungiku, aku terasa akan sulit melanjutkan hidupku jika semua hal masih mengingatkanku padanya. Terlebih lagi saat itu aku masih sangat menyukainya. Namun kuakui saja aku sudah terlalu nyaman dengan gaji yang tetap, kamar nyaman dan relasi yang cukup banyak disini. Jadi sepertinya kembali ke kota kelahiranku bukan merupakan pilihan yang tepat namun hanya emosi sesaat. Belakangan ini, ibuku sakit, itu juga membuatku sangat kawatir, jika aku pulang ke kota kelahiranku, mungkin aku bisa lebih mudah merawat ibuku jika kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Ibuku sangat aneh, saat dia sakit maka dia akan meminta ayah maupun adiku untuk tidak memberitahuku. Namun, saat aku yang sakit, dia sudah mengetahuinya tanpa aku perlu memberitahu siapapun, maka pada saat itu juga, panggilan telepon akan hadir di tengah aktivitasku. Ibuku adalah separuh hidupku, dan biasanya paruh hidup lainnya adalah pasanganku. Bagaimana jika keduanya dalam masalah? maka tak ada satupun kebaikan dunia yang dapat kupandang baik. Aku akan menggila dan tidak menerima keadaan.

Penulis buku ini tidak dapat diandalkan, hahaha, karena tak ada satupun tulisannya yang tak mengandung pertanyaan, kurasa pembaca akan bingung dan segera menghentikan bacaan berikutnya. Aku merasakan hambarnya hariku belakangan ini dan tak ada lagi semangat untuk melakukan hal-hal luar biasa. Semuanya seperti terperangkap dibawah langit mendung yang gelap. Cahaya mentari terang itu pun enggan untuk hadir menghangatkan belakangan ini. Mungkinkah hati yang terasa hambar ini menemukan rasa baru yang unik dan membangkitkan gairahnya?. Mari kita lihat ada bagian indah apa yang akan terjadi kedepannya. Masalah demi masalah tak kunjung berhenti, ambisi yang tinggi namun selalu tercekik oleh kelemahan. Itu membuatku saat ini merasa tidak perlu lagi terlalu mengorbankan diri untuk sesuatu yang mungkin tak pernah menghargai pengorbanan itu, kecuali aku memang menikmati proses itu, hahaha. 

Kamis, 05 Juni 2025

Sendiriku

 Dalam kesendirianku

Aku hanya duduk sendiri sembari menunggu makanan yang datang

Sendiri tidak seburuk itu, aku menghibur diriku yang kadang penuh dengan kekacauan

Bukankah patut disyukuri setiap harinya

Bisa terbangun di pagi hari saja sudah sebuah anugerah 

Tida perlu meminta lebih untuk berbagai hal lain yang belum terlihat

Bekerja keras untuk mempertahankan nasib baik

Saat aku pergi ke restoran ini bersama teman yang aku sayangi, semuanya terasa cepat. 

Mereka yang memasak terasa cepat karena aku dan temanku menutupinya dengan obrolan kami.

Tapi jika pergi sendiri durasi masak mereka jadi terkesan lama

Perut mungil ini sudah tidak sabar. Ini aneh, mengapa mereka memberikan side dish terlebih dahulu? Aku ingin makanan utamaku


Ingin Hidup 100 Tahun, Jika Itu Kamu

Alam semesta beserta isinya saling terkoneksi
Jika aku memohon sesuatu tentu ada hal positif yang akan datang dan mengobati seluruh pilu dalam jiwaku
Langit berbisik pada awan, awan menjatuhkan hujan, hujan membasahi bumi. 
Apa itu juga akan terjadi pada rinduku?
Jika rindu, apakah angin akan menerbangkannya dan memanggil seseorang nan jauh di sana yang aku rindukan?
Saat aku masih terbayang olehnya, apakah ada isyarat berita itu terbawa oleh angin karena dia yang terlebih dahulu berpikir tentangku?
Apa sebenarnya yang bisa kulakukan untuk ini semua?
Benarkah ada cahaya? 
Aku mengasihinya …
Masih memikirkannya
Standarku adalah dia,
Lelaki yang gemar membaca buku bukan lelaki gym
Lelaki yang tersenyum tulus bukan lelaki yang tersenyum nakal
Lelaki yang mengapresiasi karyaku bukan yang memintaku menghubunginya saat aku sudah selesai  dengan aktivitasku
Lelaki yang selalu memberikan panggilan video bukan lelaki yang hanya cepat membalas chat
Lelaki yang selalu menciumku dari layar hp bukan lelaki yang hanya mengirim stiker romantis
Lelaki yang mengirim pesan suara bukan lelaki yang membuatku salah paham karena semuanya hanya diketik
Lelaki yang berani mengatakan dia mencintaiku bukan lelaki yang ingin dekat tanpa status
Lelaki yang selalu melakukan tangkapan layar ekspresiku bukan lelaki yang hanya menunggu foto dariku
Lelaki yang menjagaku seperti ayahku bukan lelaki yang cuek dan terlalu percaya

Mengenal sebentar lelaki yang nyaris sempurna seperti tipe paket lengkap yang aku inginkan justru sudah seperti hidup selama 100 tahun

Selasa, 03 Juni 2025

Cover Buku Perdana yang Malang

 Cover buku untuk peluncuran buku pertamaku sudah selesai. Ini menyenangkan tapi juga menimbulkan keresahan.

Aku bahkan sudah mengunggah teaser bukunya

Wahh..

Namun setelah mengunggah gambarnya, aku baru menyadari, bagian tangan karakter di cover buku itu terlalu kecil. Hahaha. Seperti tangan bayi. Apa yang harus kulakukan? 

Karena tim ilustrator dari penerbit tidak punya banyak waktu jadi aku sudah dikeluarkan dalam grup diskusi cover.

Sialnya aku melakukan pemeriksaan akhir ilustrasi untuk cover sambil mengerjakan pekerjaan kantor. Jadi konsentrasiku sudah terpecah.

Yang aku heran lagi adalah wajah pria bermata imut gigi kelinci itu jadi sedikit kusam. Sebenarnya aku ingin kusam itu dibersihkan tapi apa daya aku sudah terlambat dan tidak bisa memberikan masukan pada ilustrator.

Lalu, si karakter perempuan. Ah ini yang menyebalkan juga, warna rambutnya bercampur dengan warna baju pinknya.

Sedih sekali…

Tapi tidak apa-apa, semua ini bisa kita perbaiki di cetakan buku berikutnya atau bahkan di terbitan buku yang berbeda.

Aku akan mengapresiasi tubuhku yang lelah ini.

Senin, 02 Juni 2025

Penderitaan Tiada Akhir

 Pagi hari ini, masih sama seperti dua minggu yang telah berlalu, aku terasa malas untuk bergegas bangun dan mandi. Padahal hari ini harus ke kantor. Bahkan aku bangun terlambat, benarkah jam 7.30?

Ini gila..

Mengapa aku bisa kesiangan? Sudah jelas ini pasti karena libur panjang 4 hari kemarin. Sekarang terasa seperti jebakan. Aku harus terbangun dan berangkat ke kantor dengan semangat yang kurang dari 30%. Bergegas mandi yang tak lebih dari 7 menit. Hahaha. Memang itu sangat menyenangkan, menipu diri sendiri dengan mandi yang begitu sekejap. Bahkan hantu yang mungkin ada di kamar mandi bisa tertawa melihat tingkahku.

Aku berkaca melihat wajahku yang cukup imut saat bangun pagi, tapi percuma saja, karena pangeran yang mengatakan aku imut sudah tidak ada lagi. Biasanya, meskipun dia menelponku di pagi subuh aku akan tetap mengangkat telponnya dengan jantung yang berdebar karena kaget, tidurku terbangunkan. Kembali lagi melihat ke kaca aku tersenyum getir. Astagaaa, ini sudah berapa menit, aku harus lekas bersiap.

Sikat gigi dan mandi yang tidak karuan, langsung saja aku mengambil pakaian untuk hari ini. Dulu jika berangkat ke kantor, aku akan lama dalam memilih pakaian, tapi sekarang aku tau triknya. Aku akan mengambil pakaian yang paling bawah, disanalah nasib beruntung atau tidaknya aku ditentukan. Tidak peduli aku menyukai pakaiannya atau tidak pada saat itu, aku akan tetap mengenakannya, itu lebih baik daripada berpikir panjang dan aku semakin terlambat.

Masuk ke kantor seperti tak bernyawa tetapi aku selalu berusaha menyapa para rekan lebih dulu. Teman yang duduk di depanku tampak bingung mengenai ekspresiku yang aneh. Temanku Mr.K datang dengan kaki yang terpincang. Kukira bekas cideranya saat itu yang membuatnya seperti kesakitan lagi. Refleks saja aku bertanya “kenapa lagi kakimu?”, dia menjawab “ditabrak mobil”. Apa? Dengan kaki yang terpincang seperti itu, bisa-bisanya dia tetap datang ke kantor. Luar biasa, aku mendapat pelajaran bijaksana hari ini. Aku dengan kondisi yang utuh seperti orang yang tidak bersyukur dan malas datang ke kantor. Namun bagaimana dia bisa sehebat itu? Saat pergi ke puncak bersama teman-teman lainnya, aku sangat paham kecepatan motornya tidaklah seberapa. Diantara teman-teman lainnya dia mengendarai motor paling bijaksana. Tapi memang kondisi jalan raya di Jakarta tidak dapat diprediksi, saat kita sudah merasa berhati-hati, belum tentu orang lain hati-hati. Aku sangat kesal, kenapa harus temanku?. Beberapa menit kemudian datanglah Mr.T yang sedang berduka sebab pada hari Jumat kemarin adiknya meninggal dunia karena kanker. Ini sangat menyedihkan. Bahkan saat matanya dan mataku bertemu, aku mengangkat kedua lenganku, mengepalkan tanganku dan terssenyum kepadanya sambil berkata “semangat!!!” , dia tentu membalas dengan senyum juga, tapi hatinya begitu rapuh. Aku tahu itu. Aku bisa merasakan arwah adiknya masih memandanginya saat bekerja di depan komputer. Aku ingin menangis dan aku ingin memberikan arwah adiknya masuk ke tubuhku. Tapi itu tidak mungkin, orang-orang di kantor akan menganggap aku gila. Tapi.. adiknya juga ingin menyemangati dia. Aku tidak biasa menyapanya lebih dulu, karena kami adalah dua orang yang jarang berkomunikasi satu sama lain, tapi entah kenapa hari ini aku begitu sedih melihatnya. Lalu aku kembali dengan pekerjaan normalku, mendesain grafis dan menuangkan tulisan dalam desain grafis untuk konten media sosial perusahaan. Aku tidak memandang apapun, aku hanya mendesain sambil menghayati playlist lagu-lagu sendu untuk mengenang masa indahku bersama pria korea selatan bermata sipit dan senyum kelinci.

Waktu makan siang pun tiba, ada apa ini? Kenapa semua terasa cepat? Apakah aku terlalu menghayati pekerjaanku hari ini? Hahaha. Sungguh aku tidak menyangka. Tiba-tiba salah satu teman sudah menyentuh bahuku untuk mengingatkan aku makan siang. Barulah kemudian aku melirik ke pojok komputer dan melihat jam sudah menunjukan pukul 12.01 , hahahaha. Menyenangkan… Ini tidak berasa sama sekali. Aku harap bisa setiap hari seperti ini.

Aku ke luar kantor bersama Ms. S , ya, kita hanya berdua karena yang lainnya sedang ada tugas ke luar kota dan sebagian lagi lebih nyaman makan di dalam kantor. Mr. K menaiki tangga dengan terseok-seok, aku sangat ingin membantunya menaiki tangga, tapi aku tahu dia sudah punya kekasih dan aku juga masih mengganggap pria korea selatan bermata imut gigi kelinci yang harus kujaga hatinya. Bukankah ini sudah hampir 3 minggu dia mengabaikanku? Mengapa aku masih merasa selingkuh darinya jika ingin membantu orang lain? Mr.K masih kukuh menaiki tangga dengan kakinya yang tidak bisa menapak dengan baik. Aku ingin menangis, mengapa dunia ini sekejam itu padanya? Ini sudah yang kedua kalinya. Mungkin sekarang teman-temanku bisa paham mengapa aku sangat takut menaiki kendaraan motor. 

Fakta kecelakaan yang juga membuatku semakin marah pada Tuhan adalah Ms.F yang merupakan temanku berbicara bahasa Korea di kantor juga mengalami kecelakaan hingga hari ini tidak ke kantor. Woaahhh… aku sungguh emosi hingga kepalaku rasanya mau meledak, kurasa sekarang aku hipertensi. Ada apa dengan Tuhan? Mengapa Tuhan membiarkan teman-temanku terluka? Mengapa tidak orang-orang dari perusahaan lain saja? Mengapa luka dan kepedihan datang silih berganti pada kami? Ada yang depresi karena ditinggal kekasih, ada yang kehilangan cucu mungil yang baru berusia empat bulan, ada yang harus menderita maag akut, ada yang kakinya terluka lalu infeksi, ada yang selalu terserang flu secara rutin, bahkan anak magang Ms.SO juga kecelakaan berkendara motor saat belum genap 6 bulan bekerja. Lalu kini??? Ada yang kehilangan adik karena sakit kanker yang menyedihkan dan juga Mr.K dan Ms. F harus mengalami cidera kaki kedua kalinya??? Ada apa dengan hari kami? Mengapa begitu kejam? Aku sungguh benci. Apakah ada salah satu dari kami di kantor yang membawa aura negatif? Entahlah. 

Jika aku terus memohon kebaikan hati Tuhan untuk menjaga teman-temanku setiap hari, akankah Tuhan melakukannya? Kumohon usirlah setiap roh jahat yang hadir dan meracuni pikiran, perkataan, perbuatan dan bahkan rutinitas kami. Kami adalah jiwa-jiwa mulia yang mengerjakan pelayanan terhadap umat Tuhan di bidang sosial. Dan kami sangat menyayangi satu sama lain seperti keluarga, tentu saja kami tidak ingin ada yang terluka.



Minggu, 01 Juni 2025

Hari Minggu Produktif

 Terdiam di kamar selama weekend itu sangatlah menenangkan, tetapi jika sendiri, mungkin gangguan kecemasan itu akan semakin menggila.

Hari ini teman sekamarku pergi berlatih vokal untuk persiapan pentasnya di eropa.

“Biasanya kau merasa terganggu jika video call kita terganggu oleh teman sekamarku yang berlatih vokal. Aku sungguh merindukan caramu menunjukan wajah terganggu itu. Kini momen itu sudah sirna.”

Teman sekamarku mengatakan “kenapa akhir-akhir ini aku jarang melihatmu ke pura?”,

Aku hanya tertawa, “baiklah, karena kamu tidak dikamar hari ini, maka aku juga akan keluar, ke pura pilihan yang bagus, terima kasih sudah mengingatkan dosaku, hahaha”

Aku bergegas mandi sambil mengambil nada dan menyanyikan lagu rohani yang ku karang sendiri dalam kepalaku.

Masih antara yakin tak yakin, haruskah aku pergi? Atau dirumah saja? Tapi sangat konyol jika aku berbohong pada teman sekamarku. Aku menyusun tekadku keluar dari kamar mandi, untuk segera mengenakan make up, menyiapkan kebaya, selendang dan kain sebagai pakaian sembahyangku. Doa apa yang akan kupanjatkan hari ini? Entahlah? Pastilah aku akan seperti seorang dukun yang mengulang mantra yang sama, memohon agar pujaan hatiku kembali padaku. Hahaha. Jangankan berdoa di pura, saat aku berdoa sebelum makan saja, permohonanku hanya tentangnya.

Bersolek dengan eyeshadow yang baru saja aku beli kemarin. Warnanya cukup tegas juga, mataku jadi semakin terlihat indah. Mengenakan make up seperti ini, mengingatkanku mengenai brush make up ku yang harus dicuci setelah sekian lama. Terlebih lagi saat di Bali sepupu kecilku menggunakan kuasnya untuk merias boneka. Wah kenangan itu juga mengingatkanku saat lelaki itu melakukan video call dan berinteraksi dengan sepupu kecilku yang imut. Mengapa semua hal membawa pikiranku padanya? Aku seperti sudah gila.

Saatnya mencuci kuas make up. Apa yang harus kupakai untuk mencucinya? Hahaha, aku tidak punya sabun khusus, oh mungkin shampo. Karena kuas make up mirip seperti rambut. Udara di luar terlalu panas, tak seharusnya aku pergi tepat di jam 1 siang. Aku memutuskan untuk mengambil tripod dan membuat konten untuk platform tiktok dan YouTube ku. Namun sebelumnya aku perlu melakukan riset lagu yang sedang populer agar kontenku lebih asik. Membuat konten mengenakan kebaya dan make up akan menjadi konten yang paling niat, hahaha. Biasanya aku membuat konten ketika sudah lusuh sepulang dari kantor atau ketika aku bangun dari tidurku. Aku tidak memiliki jadwal khusus. Semuanya sesuka hatiku. 

Setelah satu jam membuat video dan memasukannya dalam draft, aku merasa cukup puas karena cukup produktif. Bergegas menuju halte menunggu bus. Suasana jalanan tidak menyedihkan dan sepertinya aku menikmati perjalanan selama 40 menit itu. Semua draft video yang tersimpan kubuka satu persatu dan kubuatkan caption untuk di posting di dua platform. Ini begitu menyenangkan. Bahkan saat didalam bus aku tetap produktif . Oh … sungguh aku ingin hidup yang seperti ini, seterusnya dan konsisten. Agar tak ada sedikitpun waktuku terbuang. Menunggu jumlah penonton yang datang aku kembali mengedit video lainnya. Wah aku sangat bangga bahkan hanya sedikit waktu yang kupakai mengedit video selanjutnya, video sebelumnya sudah ditonton ratusan orang dan itu berlanjut secara terus menerus. Ini menyenangkan, seperti semacam dopamin. Aku harus berterima kasih pada Tuhan setiap harinya, karena anugrah kemampuan yang telah diberikan. Tanpa kasih karuniaNya mungkin patah hatiku akan berujung pada bunuh diri. Tapi lihatlah, aku masih bertahan, walaupun tampak sedikit gila.

Waktu dari halte menuju pura sekitar 10 menit, namun langit terlihat mendung dan gerimis sudah sempat menetes. Sial, ini mengingatkanku lagi padanya, dia selalu bertanya apakah aku sudah membawa payung dan beberapa kali mengatakan langit menangis sebagai perumpamaan hujan. Ahh ini membuatku benar-benar gila. Tapi kupikir semesta lebih melindungiku hari ini, karena hujannya perlahan menghilang saat aku sudah mendekati pura. Menyucikan diri dengan air suci di depan pintu masuk pura, mengambil bunga dan dupa lalu duduk bersimpuh untuk memulai ritual doa. Ini biasanya menghabiskan waktu 15 menit, namun aku ingin menggunakan waktu setelahnya untuk meditasi. Pemusatan pikiran kepada penguasa semesta dan menyampaikan harapan-harapanku tentunya menenangkan jiwaku. Telingaku terkejut, ada suara tawa perempuan dan laki-laki di samping telingaku, mengapa mereka sangat berisik? Apa mereka tidak bisa melihat ada seorang single yang sedang fokus bermeditasi? Dimana nurani mereka? Sepasang kekasih yang masih menikmati indahnya asmara, sangat terlihat menikmati kebersamaan mereka. Tapi bukannya mereka seharusnya sadar? Jika sudah memasuki dalam pura harusnya mereka tidak bersuara dan fokus. Aku tidak ingin niat tulusku ke rumah Tuhan hari ini berubah menjadi amarah. Jadi kuputuskan untuk menghentikan meditasi dan menghampiri orang suci untuk meminta air suci dan bija penutup ibadahku hari ini.

Keluar dari area ibadah aku terasa lapar, memang sekitar area pura ini menjual berbagai olahan babi. Wah aku harus segera ke toilet membuka kebaya dan mengenakan kaos yang lebih nyaman, aku akan makan bakso ayam. Biasanya aku makan babi, tapi sepertinya minggu depan saja, aku terasa sudah cukup rakus minggu ini, aku sedikit prihatin pada ususku jika harus bekerja lebih keras. Sembari menunggu pesanan bakso datang, aku kembali mengedit dan posting konten. Wah sungguh luar biasa, suami di masa depan sangatlah beruntung jika bisa mendapat perempuan multitalenta sepertiku. Hahaha. Begitulah aku selalu membanggakan diriku, untuk menyenangkan diriku sendiri, namun tenang saja, aku bukan seseorang yang akan mengatakan kesombongan ini pada orang lain.

Saat memasuki bus, aku yang awalnya menulis blog sambil berdiri menjadi serakah karena mendapati satu kursi kosong, akhirnya aku bisa lebih menikmati waktu menulisku di dalam bus. Namun semua terhenti ketika anak kecil berusia kira-kira 4 tahun terjatuh karena tidak dapat tempat duduk, pengemudi bus hari ini cukup arogan. Sontak saja semua orang di dalam bus terkejut, lalu aku segera meraih tubuh anak kecil itu dan membawanya ke pangkuanku. Sang ibu hanya tertawa memandangi anaknya. Lalu si kecil ini memandang ke arah kakaknya yang sedang mempraktikkan gerakan tren di tiktok. Aku tertawa di dalam hati, peristiwa konyol apalagi ini? Kakak dari si kecil ini sepertinya berbakat menjadi kreator, hahaha. Akhirnya sang ibu mendapat tempat duduk dan bisa memangku anaknya. Begitulah hariku yang berusaha tampak tak peduli namun tak bisa membohongi nurani untuk peduli. Berusaha menahan amarah dan mencegahnya datang dengan menghindar.