Untuk lelaki bermata imut dan senyum kelinci di negeri ginseng,
“Hari ketujuh tanpamu sudah kulalui”
Kini aku benar-benar seperti seorang yang depresi,
Kumohon doakan aku, agar aku tidak gila
Aku tak pernah merasakan hal semacam ini sebelumnya
Aku sudah berusaha dengan sekuat tenagaku, tapi aku tidak paham bagaimana caranya meredakan semua ini.
Aku sangat menderita, tetapi aku tidak boleh berlarut-larut
Dimana aku bisa menemukannya
Aku bahkan lupa meminta alamatnya di Seoul
Semua komunikasi sudah terputus dan pesanku di semua platform hanya melayang di udara
Mengapa bisa sesulit ini?
Biasanya dalam sehari putus aku bisa menemukan orang yang lebih baik.
Tapi mengapa perasaanku saat ini menghancurkan sebagian jiwaku
Aku sudah mengalihkan berbagai perhatianku mulai dari dengan membuat konten video, belajar bahasa, menonton drama hingga menulis
Hari libur yang biasanya menyenangkan karena bisa mendapatkan panggilan video darinya dalam durasi lebih lama, kini jadi menakutkan karena kesempatan memikirkan putusnya hubungan tentangnya semakin banyak.
Kumohon, kapan rasa rindu ini bisa mereda? Sebenarnya racun apa yang sudah kuminum? duri apa yang menusuk aku dan pelet apa yang mengenai aku?
Bisakah semua ini cepat terobati?
Kini aku mulai paham mengapa sahabat-sahabatku belum memiliki pengganti mantannya hingga saat ini, itu karena mereka belum menemukan sosok yang lebih baik dari orang yang terakhir bersama mereka.
Jika tidak dengan dia, maka tidak dengan siapapun. Begitulah pepatah orang terpenting di negeri ini yang hanya setia pada satu orang. Akankah aku bisa seperti tokoh ini? Kuyakin itu sangat sulit. Bagaimana aku bisa tetap melayani masyarakat dan mengabdi pada negaraku dengan suasana hati seperti ini?
Akankah aku bertahan?
Aku tidak bisa menyalahkan keadaan, karena aku juga bingung pada yang sebenarnya terjadi.
Aku sudah berusaha merawat cintaku, tetapi kesalahpahaman menghancurkan semuanya
Aku ingin berdiri di tebing laut dan memanggil namanya dengan lantang
Apakah jika aku melakukannya pesan rinduku bisa tersampaikan?
Atau aku hanya akan terlihat seperti orang gila?
Kipikir setelah mengenalnya pencarianku akan berakhir dan aku tinggal melanjutkan tugas kehidupanku yang lain
Tapi ini tak menemukan ujung kebersamaan
Takdir belum berpihak pada kita
Kini lelaki bermata imut senyum kelinci di negeri ginseng tidak perlu lagi bertanya siapa yang paling tampan, siapa yang paling pintar, siapa yang paling baik hati dan siapa yang memiliki hati dan cintaku.
Karena jawabannya "kamu semestaku",
Karena semua rinduku sudah dimilikinya sepenuhnya.
Maukah dia datang padaku lagi?
"Taukah kamu pada saat kamu memintaku untuk berhenti memposting tentang idol kesayanganku, aku benar-benar tidak berani lagi melakukannya karena aku begitu takut kamu marah. Taukah kamu saat aku mengatakan bahwa aku akan membesarkan anak yang tampan seperti idol ku jika kamu ayahnya, itu sungguh-sungguh kukatakan dari dalam lubuk hatiku, karena hatiku tidak pernah seyakin ini. Tapi mengapa kamu melupakan semua itu, harusnya kita bisa bertahan sedikit lagi. Aku sudah mengusahakan semuanya. Aku mengungkapkan segalanya. Tak bisakah aku mendapatkan hatimu kembali? Tak bisakah kamu mengampuni aku seperti Tuhan yang maha pengampun? Saat aku mengatakan aku mencintaimu, aku benar-benar sudah selesai dengan masa laluku. Aku mengungkitnya karena aku ingin menunjukan padamu seberapa besar benciku pada mereka dan seberapa lebih baik dan hebatnya kamu dibandingkan mereka, semestaku. Tidak adakah sedikit saja kesempatan untuk kita?"
"Ini sudah hari ketujuh, harus berapa lama lagi aku bertahan dengan serpihan penyesalanku. Bagaimana jika tidak ada yang lebih baik darimu? Bagaimana jika ketidakpastian selalu hadir di hari berikutnya?, Bagaimana jika aku tidak bisa menemukanmu selamanya? Bagaimana jika pada akhirnya aku menikahi pria yang tidak kucintai karena cintaku habis saat denganmu?"
"Aku tidak mengerti bagaimana aku bisa membuat ini menjadi lebih baik, aku semakin takut karena hari tanpamu semakin menjauh dari hari-hari kebersamaan kita. Aku sangat takut tidak sanggup lagi berdiri tanpamu. Aku benar-benar takut perpisahan ini selamanya. Kamu berjanji belajar CPR untuk menyelamatkanku, lalukan sekarang, aku sudah tidak sanggup lagi. Kamu selalu mengingatkanku membawa payung saat hujan dan kini sudah hujan setiap hari. Kamu berdoa untuk kesembuhanku, kalau begitu doakan hatimu dan hatiku agar bisa bersatu"
Kuharap esok, aku tidak separah hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar