Kamis, 22 Mei 2025

Penjelasan Rumitku

 Untuk lelaki bermata imut dan senyum kelinci di negeri ginseng,

“Hari keempat tanpamu sudah kulalui”

Cintaku kini bertepuk sebelah tangan,

Namun kali ini aku sedikit tenang,

Hari ini aku tak menangis di jam makan siang, karena makan siang hari ini bersamaan dengan perpisahan salah satu tim di kantor

Karena begitu ramai dan banyak tawa dari teman-teman, hari ini aku tak banyak menangis

Mungkin karena tadi malam aku juga memanggil para leluhurku untuk menjagaku

Aku sempat melihat suatu konten yang mengatakan “mungkin jodohmu belum datang, karena leluhurmu tidak menyukai mereka, ketika leluhurmu tidak menyukai calon pasanganmu, dia akan membuat hubungan kalian makin panas”

Jika aku bisa berteriak, aku ingin berteriak dan mengatakan ini pada leluhurku “Nenek, Kakek, dimana sebenarnya jodohku?, mengapa aku selalu gagal?, mengapa kalian tidak menjaga hubunganku dengan pria itu? Taukah kalian seberapa besar cintaku untuknya? Taukah kalian seberapa banyak doa yang kukirim agar kita bisa bersatu? Mengapa kalian tidak berbisik pada Tuhan agar aku bisa berjalan beriringan dengannya?, Mengapa aku selalu salah dimata lelaki yang kusukai?, mengapa aku terkesan menjadi orang yang tidak bisa dipercaya?”

Kuyakin leluhurku akan kaget dan mengatakan aku anak durhaka. Hahaha

Biasanya setelah aku putus, sangat mudah bagiku menemukan pengganti.

Namun saat ini, semua terasa berat. Masalahnya adalah dia lelaki terbaik yang pernah kutemui. Dia tampan, menggemaskan, bisa membuatku tertawa, cerdas, pintar dan bisa membendung segala emosi yang kumiliki. Dimana aku bisa menemukan pria sepertinya?

Sepertinya standarku sudah semakin tinggi. Hahaha

Aku ingin dia dan jiwanya. Jiwanya tidak sembarangan. Meskipun dia sedikit posesif tapi sebenarnya sifat itu yang pernah kuminta pada Tuhan saat berdoa diberikan pasangan.

Jiwanya dan jiwaku adalah jiwa yang mengalahkan dunia.

Namun sayang, sulit bagi kami untuk bersatu saat ini, karena kini dia sangat kecewa padaku.

Tak ada sedikitpun niatku mengecewakannya. Bahkan jika dia membelah dadaku dan kepalaku disana ada namanya dengan jelas. 

Ketika aku menyukai seseorang, aku akan menyukainya dengan seluruh jiwaku, aku akan seperti anjing yang menunggu majikan saat aku menunggu wajahnya, aku akan seperti lilin yang membakar diri sendiri demi nyala terang untuk cintanya. 

Jiwaku saat jatuh cinta adalah jiwa yang menjijikan dan memalukan.

Bukan niatku untuk berbohong, aku hanya terlambat menjelaskan. Orang gila mana yang mengumbar aibnya pada saat belum melihat keseriusan seseorang. Jujur saja semua tidak adil bagiku, karena pada akhirnya aku sudah memberi seluruh informasi dengan jelas.

Aku bukan menceritakan semua tentang mantanku karena aku belum melupakan mereka. Aku hanya hancur termakan trauma.

Apakah menurutnya menceritakan kembali tidak menyakitkan? Itu seperti menusuk dadaku dan mencabik-cabik lukaku yang sudah hampir sembuh.

Berani bercerita saja sudah suatu penghargaan bagiku.

Apakah pikirnya perempuan di luar sana lebih baik?

Hahaha

Perempuan biasanya gila uang, sulit mencari perempuan tulus dan mandiri sepertiku

Bukankah aku harus berbangga pada diriku?

Menyeimbangkan karir dan pencarian cinta itu sangatlah sulit. Pikirnya mudah? Lihatlah wanita karir diluar sana yang menatap laki-laki dengan sentimen dan menganggap lelaki parasit.

Sedangkan aku? Aku bekerja siang malam namun juga merawat cintaku untuk seorang lelaki dengan tulus.

Jika tidak sakit karena bekerja, sakit karena cinta

Siklusnya berulang seperti itu secara terus menerus

Tidak adakah satupun lelaki tulus di dunia ini yang menyadari itu?

Lalu terkait kesalahan masa lalu, apakah semua orang suci tanpa dosa?

Tidak mungkin

Justru karena terlalu banyak dosa kita berdoa agar diampuni

Munafik? Iya memang terkesan munafik

Tapi memang begitulah dunia bekerja dan peperangan kebaikan melawan kejahatan setiap harinya terjadi.

Sehingga saat meditasi aku pun sadar, memang ini jalan Tuhan untuk aku mengubah haluan prioritas.

Ternyata cukup banyak hal penting yang perlu kuperhatikan untuk membantu sesama dan negara ini.

Itulah mengapa aku harus benar-benar fokus pada pekerjaan untuk sesaat.

Jika aku hanya egois dengan perasaan dan cintaku saja mungkin keuntungannya hanya untuk satu orang.

Tapi saat aku semakin kuat menghalau rasa sakit di dada dan melampiaskannya dengan bekerja keras maka banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya.

Terkadang aku terkesan seperti robot saat aku bekerja dengan hati yang patah.

Tapi tidak apa-apa, aku sudah mulai terbiasa melaluinya.

Dimanapun lelaki imut itu sekarang, aku masih merindukannya

Entah esok 

Jika aku masih terlalu berharap padanya mungkin aku akan hidup sendiri hingga menjadi nenek nenek, hahaha

Semoga aku berakhir dengan suatu pernikahan dan keturunan

Siapapun itu dan kapanpun itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar