Untuk lelaki bermata imut dan senyum kelinci di negeri ginseng,
“Hari kelima tanpamu sudah kulalui”
Belakangan aku tidak berselera melakukan tarian
Ini aneh
Biasanya jika patah hati aku akan menari lebih banyak untuk membuktikan pada mantan kekasih bahwa aku itu paling keren.
Tapi saat aku berpisah dengan pria bermata imut dan senyum kelinci ini, aku merasa enggan untuk berekspresi
Untuk apa?
Toh dia tidak akan melihatku lagi
Untuk apa?
Lagipula dia mungkin sudah melirik perempuan lain diluaran sana
Saat aku menari dengan baju terbuka bukan berarti aku sedang tebar pesona ke semua lelaki, justru aku sedang menebar pesonaku untuknya. Aku ingin hanya aku pusat perhatian dan hiburannya.
Saat aku menari dengan baju terbuka, aku bukan sedang ingin telanjang, tapi itu seni. Seni yang meredakan stresku.
Ketika ada orang-orang yang menyukai kontenku, itu membuatku terapresiasi karena setidaknya aku bisa melampiaskan mimpiku yang tak pernah tercapai yaitu menjadi penari seutuhnya. Dia mungkin tak pernah tahu seberapa besar keinginanku untuk terus menari. Dia mungkin tak pernah tahu seberapa besar tari menghibur keresahan hatiku. Dia mungkin tak pernah tahu seberapa sakitnya hatiku saat ibuku melarangku kuliah jurusan tari dan menjadi penari.
Itulah kenapa menciptakan koreografi dengan nuraniku menjadi kekuatanku
Aku bukanlah perempuan murahan yang memanfaatkan bakatku untuk memperoleh keuntungan.
Bahkan mereka selalu menyebutku perempuan yang tak bisa digapai. Mengapa? Karena sedikitpun tidak ada yang berani menyentuhku kecuali dia benar-benar pacarku.
Semakin aku menunjukan kemampuanku, mereka akan semakin sungkan dan menyerah untuk mendapatkanku.
Begitulah aku sedari dulu.
Para lelaki penggemar yang tidak berhasil menikahiku mungkin sekarang sedang menertawakan aku, jika mereka mengetahui aku dicampakan.
Di tempat bekerja mata mereka sangat berbinar jika sesekali aku menghiraukan mereka.
Tapi seberapa besarpun kesempatan itu, mereka sama sekali tidak akan pernah memiliki aku.
Aku perempuan keras kepala yang hanya akan mengejar sesuatu yang benar-benar kuinginkan.
Haruskah aku belajar melepaskan semuanya saat ini.
Siapa yang membuat awal dari semua ini menjadi sulit?
Apakah itu aku?
Jika memang itu aku, tolong maafkan jiwa nan rumit dan penuh drama ini.
Aku Terkesan seperti jiwa yang tak tenang. Maka dari itulah lelaki negeri gingseng memintaku mencari ketenangan jiwa
Tapi jiwa tak tenang ini yang telah berhasil memotivasi banyak orang
Tapi jiwa tak tenang ini yang menyembuhkan teman-temanku yang sakit fisik, mental maupun hati
Tapi jiwa tak tenang inilah yang menawarkan bantuan pada orang lain tanpa memandang siapapun orangnya
Tapi jiwa tak tenang inilah yang sedang hancur hatinya namun melakukan pekerjaannya dengan sisa-sisa air mata yang dimiliki demi membantu anak-anak miskin agar tetap bisa makan dengan baik
Tapi jiwa tak tenang inilah yang bekerja siang malam untuk membantu orang tua dan keluarganya
Tapi jiwa tak tenang inilah yang mendengarkan berbagai keluhan masyarakat lalu melalukan analisa dan membuat laporan kepada presiden untuk kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera
Tapi jiwa tak tenang inilah yang tetap memiliki mimpi untuk kemajuan negaranya meskipun tahu pihak-pihak berkuasa penuh dengan korupsi, mengetahui hukum bisa dibeli.
Jiwaku yang tak tenang ini bisa saja hanya bersantai seperti jiwa lainnya, namun bukan itu tujuan jiwaku merasuk dalam tubuh penuh dosa ini.
Jiwa tak tenang , namun terang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar