Kala hujan datang
Aku tergerak keluar rumah karena merasa lapar
Ternyata nasi goreng yang kemarin belum habis tidak cukup menenangkan perutku.
Monyetku, semestaku, rajaku, pangeranku, sayangku, capybara ku
Sedang apa kau nan jauh di sana?
Tidak adakah sedikit rindu untukku?
Disini aku merindukanmu setiap detiknya
Hujan yang membasahi jalanan di luar selalu mengingatkan aku tentang kamu yang memintaku selalu sedia payung sebelum hujan
Tapi maafkan kesalahanku sayangku, karena aku tidak menyiapkan payung itu untuk hubungan kita, lebih jahatnya, aku justru memanggil hujan yang membuat cinta kita terluka.
Kurasa perlahan aku dapat memetik hikmah dari kejadian itu, jika saat itu kamu tidak memintaku untuk jujur, mungkin kau tidak akan mengetahui seberapa buruknya aku. Namun aku sudah jujur padamu, kini tidak ada lagi beban ketakutan dan kekhawatiran jika suatu hari Tuhan mengizinkan kita bertemu.
Aku dan kamu tidak pernah tahu peristiwa apa yang akan terjadi kedepannya. Satu hal yang ku tahu saat ini adalah aku masih merindukanmu, membutuhkanmu, menggilai mu dan mengagumimu.
Jiwaku tanpamu sangat mudah lelah, jiwaku tanpamu penuh penyesalan, tapi aku akan berusaha sekuat tenaga mengikuti kata hatiku. Jika hatiku mengatakan aku belum boleh berhenti, aku akan terus berupaya menemukan jalan untuk bertatap denganmu, melampiaskan seluruh rindu yang pernah ada dan mengukir kisah baru yang indah.
Sayang… bukankah dunia ini begitu melelahkan? Bukankah kamu sering merasa itu sulit?
Sayangku, apapun yang terjadi kamu harus sehat, terus bersemangat dan selalu mencintai keluargamu. Tolong hiduplah lebih panjang, dengan begitu aku akan bahagia.
Sayangku, tapi dengan jujur kukatakan, aku masih belum rela jika aku harus menghadapi kenyataan kamu bahagia bersama orang lain. Karena dadaku tidak selapang dadamu. Jiwaku penuh dengan ambisi memiliki mu. Hatiku terlalu keras bukan? Setiap malam aku berdoa pada Tuhan, jika kamu memang bukan akhir dari perjalanan cintaku, aku telah meminta pada Tuhan untuk menyingkirkan perasaan rinduku dan menumbuhkan benih cinta dihati ku untuk menghadapi pria-pria yang berdatangan. Tapi apa yang terjadi? Tuhan belum mengabulkan doaku, isi hatiku masih dirimu dan aku masih merasa pria lain kurang tepat dan tidak bisa memuaskanku secara emosional.
Beginilah caraku menghabiskan diriku, agar seluruh luapan jiwaku tentangmu terungkap. Karena jika aku hanya memendamnya dalam hatiku, jiwaku akan berontak karena tak ada satupun telinga yang mendengar.
Sayangku, aku ingin menangis diatas meja makan restoran ini karena sambil menulis tentangmu. Jantungku terus berdetak panik namun lelah. Mengapa jiwaku bisa setunduk ini padamu? Sekarang aku mengerti pada saat pandangan pertama kau mengatakan bahwa aku sudah jatuh cinta padamu dan aku begitu menyukaimu, ternyata itu benar. Awalnya aku meremehkan kata-katamu itu karena kupikir itu hanyalah trik lelaki untuk memikat hati wanita. Ternyata kamu benar. Jika kuingat kembali saat itu kamu datang seperti malaikat.
Aku mengasihimu semestaku. Apapun yang terlihat di pandangan mataku, kebanyakan mengingatkanku padamu.
Kamarku, payung, hujan, kantor, restoran tempat biasa aku makan, kamar mandi, teman-temanku, kalender, boneka garu, semua media sosialku bahkan blog ini. Semuanya mengandung jejakmu. Jika pada kenyataannya aku benar-benar harus menyerah karena takdir tidak membawamu kembali, aku hanya ingin ingatanku terhapuskan sepenuhnya tentangmu. Tapi dari hati kecilku aku tetap ingin mengenalimu sebagai takdirku. Itu serakah bukan. Intinya adalah masih belum bisa pergi dari bayang-bayangmu dan aku begitu merindukanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar