Sabtu, 26 April 2025

Ketulusan yang Menyentuh Langit

Tuhan...
Aku berterima kasih, karena Engkau telah melahirkan aku di tanah Bali yang begitu indah.
Tanah kelahiranku ini unik, dikagumi banyak jiwa di seluruh dunia.
Mereka menyebutnya "Pulau Dewata."

Namun, apakah benar para penghuninya sereligius itu?
Benarkah kami hanya mengutamakan-Mu?
Bahkan hampir 70% penghasilan kami diberikan untuk persembahan kepada-Mu.
Mungkinkah itu sebabnya banyak dewa merasa nyaman bersemayam di Bali?
Apakah ini yang dinamakan surga di bumi?

Tuhan, aku lahir dari keluarga Hindu yang religius.
Dua nenekku — bibi dari ayahku — adalah pelayan-Mu.
Begitu juga ayah dan pamanku.
Mereka tampak damai, namun di balik kedamaian itu ada juga perjuangan.
Dalam kesulitan, mereka tak pernah lelah mengajarkanku untuk selalu bersyukur dan hidup sederhana.

Tuhan, aku belajar berdoa dari nenek dan ayahku.
Saat nenek mengajakku berdoa, dia mengucapkan,
"Oh Dewa-Dewi yang bersemayam di tempat nan suci ini, berikanlah keluargaku kesehatan, makanan yang cukup, dan keselamatan. Jadikan juga cucuku yang sedang berdoa bersamaku ini anak yang berbakti, cerdas, dan menerima keberkahan dari-Mu."

Nenek berdoa dengan suara yang cukup keras hingga terdengar jelas di telingaku.
Mungkin ia ingin aku menghafalnya, atau ingin aku berdoa setulus dirinya.

Aku juga masih ingat saat ayahku mengalami kecelakaan sepeda motor.
Lukanya parah, terutama di lutut, hingga meninggalkan keloid yang masih terlihat hingga kini.
Engkau pasti tahu betapa sakitnya.

Suatu malam, saat aku hendak masuk ke kamarnya, aku berhenti di balik pintu.
Aku mendengar ayah menangis dan berdoa.
Untuk pertama kalinya, aku melihat ayahku menangis.
Dia berkata,
"Tuhan... kenapa ini sakit sekali? Tolong bantu aku menyembuhkan luka-luka ini."

Dia berdoa dengan begitu tulus.
Beberapa hari kemudian, luka-lukanya mengering dengan cepat.
Itu seperti keajaiban bagiku.

Bisakah aku menyebut ini sebagai pengalaman rohani pertamaku?

"Sejak saat itu, aku percaya bahwa ketulusan doa akan menemukan jalannya sendiri untuk sampai kepada-Nya."


(dk)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar