Sabtu, 26 April 2025

Jejak Cahaya-Mu di Hidupku

Tuhan...
Kini malaikat-Mu bernama Cathy, yang Engkau kirim ke bumi, sudah di surga bersama-Mu.
Dia mengidap kanker menjelang akhir hayatnya.
Tuhan... aku mungkin tidak bisa berada di samping Cathy saat menjelang akhir hayatnya. Namun aku memohon kepada-Mu, berikanlah Cathy tempat yang terindah.
Jika dia terlahir kembali, biarkanlah kami bertemu lagi.

Tahukah Engkau, Tuhan, saat dia membelikanku laptop, usiaku masih sangat muda — aku baru kelas 4 SD saat itu.
Tapi itu sungguh ajaib, di usia itu aku sudah mulai menggunakan internet untuk belajar.
Aku mulai banyak belajar tentang mengetik dan menggunakan dasar-dasar Microsoft. Bukankah itu hebat, Tuhan?

Saat SD, aku selalu mendapatkan juara 1 di kelas. Terima kasih, Tuhan.
Sehingga aku mendapatkan beasiswa dan membuat ayah serta ibuku tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar SPP-ku.

Terima kasih juga karena Engkau telah menganugerahiku seorang ibu yang selalu setia menemaniku belajar.
Ketika aku tidak bisa menjawab pertanyaan di buku dan bertanya kepada ibu,
ibu mengajariku dengan sabar, dan saat di sekolah, ketika ibu guru bertanya, aku bisa menjawabnya dengan benar.
Itulah yang membuat guruku tidak memiliki alasan untuk memberikan juara 1 kepada siswa lain.

Terima kasih, Tuhan, telah melahirkan aku dari seorang ibu yang pintar di bidang keilmuan dan seorang ayah yang pintar di bidang sastra.
Mereka adalah pasangan yang serasi.

Tuhan, mungkin dari atas sana Engkau melihat betapa banyaknya kegiatan yang kujalani saat SMP.
Akhirnya, aku bisa menggunakan laptop pemberian Cathy dengan maksimal sejak aku mulai kelas satu SMP.
Aku mengerjakan banyak tugas yang harus diketik, juga banyak tugas untuk berbagai ekstrakurikuler yang kuikuti.
Bahkan saat itu aku mengikuti banyak lomba.

Ini sangat menyenangkan, Tuhan. Banyak penghargaan yang kuperoleh.
Terima kasih karena Engkau telah menghadirkan guru-guru luar biasa di sekolahku:
guru Pramuka, Nyurat Daun Lontar, Tari, Jurnalistik, dan Karya Ilmiah.
Mereka adalah guru-guruku yang hebat, dan aku tahu, Tuhan, Engkau menghadirkan mereka untuk menambah pengetahuanku.

Bagaimana mungkin aku tidak bersyukur atas semua ini?
Tuhanku yang ajaib selalu berada di sisiku.
Melalui Sang Hyang Dewi Saraswati, Engkau memperkuat kehidupanku dengan pengetahuan.

Tuhan,
Lewat tangan-tangan kasih-Mu, Kau ukir jalanku setapak demi setapak.
Kau tuntun aku lewat setiap buku, setiap tugas, setiap lomba yang kulalui,
Seolah berkata,
"Jangan takut, Aku bersamamu."

Tuhan,
Aku tahu, tanpa cinta-Mu, tanpa kehadiran orang-orang pilihan-Mu,
Aku bukan siapa-siapa.
Kau kirimkan ibuku yang sabar, ayahku yang puitis,
Kau titipkan Cathy yang membukakan gerbang masa depanku,
Kau datangkan guru-guru yang menjadi pelita dalam perjalananku.

Setiap keberhasilan kecil yang kudapat,
Setiap pujian yang kuterima,
Adalah bisikan kasih-Mu yang menguatkan langkahku.

Tuhan,
Saat aku menengok ke belakang,
Aku tidak melihat perjuanganku seorang diri,
Aku melihat jejak-Mu di setiap peluh dan air mata.
Aku melihat tangan-Mu yang setia menuntunku,
Bahkan saat aku rapuh, bahkan saat aku tidak tahu jalan.

Maka hari ini, Tuhan,
Dengan segala kerendahan hatiku,
Aku berdoa:
Biar aku terus menjadi alat kecil-Mu di dunia ini.
Biar aku membawa terang,
Seperti terang yang dulu Kau titipkan lewat Cathy, lewat ibuku, lewat ayahku, dan semua yang Kau utus untukku.

Aku tahu, Tuhan,
Dalam setiap huruf yang kutulis, dalam setiap ilmu yang kupelajari,
Ada doa-doa dari surga yang membawaku ke sini.
Terima kasih, Tuhanku yang ajaib,
Atas segala cinta yang tak pernah putus.


(dk)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar