Sabtu, 17 Desember 2022

Pesan Moral dibalik Film Avatar: The Way of Water

 


Hari ini aku nonton film Avatar, nontonnya 3D dan itu bagus banget. Terkesan banget sama suasana di dalam film. Menyajikan pemandangan hutan dan bawah laut yang indah. Film fantasi yang hidup dengan efek-efek 3D nya. Jujur aja waktu adegan memanah, itu terasa kita yang mau dipanah. Lalu di beberapa part jadi kaget juga. Over all keren banget. Ada yang lebih keren dari sekedar mendeskripsikan filmnya, yaitu pesan moralnya. Berikut aku coba menguraikan pesan moral yang aku tangkap ya.

1. Kasih Sayang Orang Tua 

Di film ini menceritakan sebuah keluarga yang bahagia pada awalnya, namun setelah habitat mereka diganggu mereka pun murka dan bersatu untuk melawan musuh. Pada prosesnya digambarkan sebuah keluarga ini saling menjaga. Kesetiaan seorang adik terhadap kakaknya, cinta ayah dan ibu kepada anaknya dan perjuangan seorang anak yang mencari dan melindungi ayahnya. Ada adegan dimana sang adik rela ditangkap untuk kedua kalinya karena ingin menyelamatkan kakaknya. Adegan haru seorang ibu yang kekuatannya semakin bertambah untuk menyelamatkan anak-anaknya. Kita diajarkan untuk mencintai keluarga apapun yang terjadi karena sejatinya saat ada kejadian buruk dalam hidup yang paling utama menolong adalah keluarga kita sendiri.

2. Spiritualitas

Beberapa adegan menunjukan dua hingga tiga tokoh dengan penuh keyakinan menyebut “Bunda Agung” sambil mendongak ke atas. Bunda Agung dapat diinterpretasi sebagai kekuatan tertinggi yang bentuknya tidak dapat dilihat tetapi dapat dirasakan kekuatannya, dimana di dunia nyata kita menyebutnya sebagai kekuatan atau keajaiban Tuhan. Di berbagai kondisi mendesak tokoh-tokoh dalam film selalu menyebut Bunda Agung, bahkan di kondisi mereka hampir terbunuh. Angle kamera dari atas saat ada salah satu tokoh yang wafat menunjukan hubungan Tuhan dengan kehidupan setelah kematian. Adapun adegan salah satu hewan laut yang diteliti ilmuwan lalu dijelaskan bahwa hewan laut ini memiliki spiritualitas yang tinggi. Spiritualitas biasanya ditunjukan dengan perilaku kebajikan, sedangkan kebajikan yang ditunjukan oleh hewan laut ini adalah ketika ia menolong salah satu anak dari keluarga pemeran utama film ini. Begitu juga saat terjadi kematian salah satu tokoh. Tampak adegan keluarga mengikhlaskan kepergian anaknya, lalu melihat anaknya yg meninggal di alam berbeda namun indah seperti di surga. Dalam kehidupan, kita perlu mengandalkan kekuatan dari Tuhan karena kekuatan dari diri sendiri tidak akan berarti jika tidak berdasarkan kehendak Tuhan.

3. Kemampuan Beradaptasi dan Terus Belajar

Tokoh pada film yaitu kelurga yang habitatnya di hutan atau pepohonan terpaksa harus mengungsi karena terancam dan harus menyusun strategi untuk melawan bangsa langit (manusia). Mereka mengungsi ke bangsa yang habitatnya di pantai dan laut. Bentuk tubuh tokoh yang tinggal di hutan dengan yang tinggal di laut tentunya berbeda. Saat keluarga ini baru pindah dan meminta izin kepada kepala suku bangsa pantai, mereka selalu dilecehkan oleh bangsa pantai karena dianggap tidak mampu menjadi tangguh seperti bangsa pantai. Keluarga ini tidak menyerah dalam beradaptasi, mereka bergaul dengan bangsa pantai dan mempelajari berbagai hal untuk menjadi kuat dan dapat bertahan hidup di habitat yang baru. Dalam kehidupan, penyesuaian harus terus dilakukan walaupun terlihat sulit, karena jika terus mencoba kita akan melihat keindahan-keindahan dibalik proses belajar sama seperti adegan di film Avatar ini.

4. Berbagi Kasih Sayang dengan Hewan

Pertemanan tokoh-tokoh protagonis dengan hewan-hewan laut sangat terlihat. Dimana hewan laut itu digambarkan bisa menjadi penolong bagi tokoh-tokoh ini. Hewan-hewan ini bahkan menjadi kendaraan mereka. Hewan-hewan laut diajak bersatu untuk melawan musuh dalam hal ini pemeran antagonis. Beberapa adegan tampak bangsa yang berasal dari hutan memeluk serta mengelus hewan laut. Ini mengajarkan kita untuk menyayangi hewan atau setidaknya tidak menyakiti mereka karena hewan juga ciptaan Tuhan yang dapat merasakan kasih sayang. 

5. Menjaga Habitat Hewan dan Ekosistem Laut

Banyak adegan yang menunjukan kekejian manusia terhadap hewan laut dan ekosistem laut. Film ini menunjukan kesakitan dan trauma yang dihadapi hewan-hewan laut. Tentunya film ini mengajak kita untuk berempati pada hewan dan ekosistem laut yang teraniaya, dengan melihat penderitaan mereka kita harusnya sadar untuk turut menjaga ekosistem laut dengan mengurangi buang sampah, berburu ikan dengan bahan kimia ataupun membunuh hewan laut yang langka untuk memperoleh banyak uang. Contohnya saja penyu di Bali yang semakin langka, sudah sepatutnya dilestarikan bukannya berburu secara ilegal dan menjual daging penyu dengan harga mahal.

6. Upaya Menghargai Keberadaan Air

Adegan berisi hipnoterapi tentang air juga salah satu yang menarik di film ini. Mungkin ada sebagian yang menganggap ini aneh, tetapi jika kita lebih kritis saat menontonnya. Kata-kata bangsa laut yang mengajarkan bangsa hutan untuk beradaptasi dengan air laut dan mengolah pernafasan di laut dengan kata-kata puitis adalah salah satu pengingat bahwa air itu menyatu dalam hidup kita, apapun dalam hidup kita memerlukan air dan air dapat menghubungkan segalanya. Ini bisa bermakna untuk kita menjaga kebersihan air laut maupun air di darat, kita patut mendorong perilaku tidak boros air dan mensyukuri keberadaan air saat ini.

Demikian analisis dariku, semoga orang lain menangkap banyak pesan moral dari sudut pandang yang berbeda dan analisis pesan moral yang hanya opini dariku ini bisa menyadarkan kita semua.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar