Ini bukan gula... Bukan madu... Bukan cokleat Mengisi sedih tak harus dikunyah Kerena bukan bibirku yang merasa Memberi warna tanpa harus pergi ke mini market agar bisa mendapatnya Karena tersedia setiap saat Tak perlu bersusah payah membuka kemasan atau tutup botol seperti cokelat, gula atau madu Karena sangat praktis hanya perlu dipandang Kapan pun aku mau Kapan pun kau mau Dimanapun kita mau.... Tolong jangan sampai jadi pahit Sedikit asin dan asam , aku masih bisa Jangan juga hambar karena hidup perlu rasa
Kenapa panjang Begitu mulus kulitnya Kau akan menjadi penyakit bagi yang terlalu menikmatimu Sebenarnya mereka sangat menyukaimu Vital saat B6 bertemu dengan golongan darah A Ginjal mereka telah kau sakiti Percayalah... Banyak yang dapat menggantikannya Anggur pun bisa, Apel pun bisa, mengapa tidak kau biarkan mereka mencoba yang lain Aku sangat mencintai ketika kau membantu melancarkan rutinitas Tapi aku pun kawatir jika ini terlalu berlebih
Putih dan banyak menempel di tempat lembab Terkadang cokelat dan terkadang hitam Bagaimana oraang-orang mendekatinya Bagaimana orang-orang menyentuhnya Pada pohon, Pada makanan, Pada bebatuan, Pada tembok, Pada tubuhmu sekalipun.... Ada yang membutuhkannya Ada yang menganggapnya parasit Kamu menganggapnya apa? Tapi kamu jangan kawatir Karena kamu bukan jamur Jika kamu jamur sekalipun Itu pun tak apa Aku yang akan mendekatimu Aku yang akan menyentuhmu Kamu tidak di pohon lagi Kamu tidak di bebatuan lagi Kamu tidak di tembok lagi Karena semua tubuhmu itu sudah jamur....
Melihat semua keadaan dalam lingkunganku
Tak tampak seperti sebuah musibah
Tak tampak seperti masalah serius
Tapi selalu ada ricuh didalamnya
Aku ingin perbaiki, aku ingin sempurnakan
Tapi itu hanya pada awalnya
Aku bukanlah siapa-siapa yang dapat merubah keadaan dengan begitu cepatnya
Aku bisa berangan bahkan sangat tinggi tapi keadaan tak semudah itu
Akhirnya tersadar bahwa aku bukan malaikat
Kini aku hanya melakukan porsi sesuka hati
Namun tetap tak melewati batas-batas jati diriku
Andai bisa jadi malaikat
Kuubah nuansa penat itu
Ribut dan ricuh itu akan hilang
Tak ada masalah bila keadaannya menjadi asing
Biar saja nuansa aneh timbul
Yang penting aku malaikat...
Saat ini bukan aku yang memilih untuk tidak menghargai lubuk hati itu
Tapi keraguan muncul dan menakut-nakuti aku
Seperti berada di rumah hantu rasanya.
Sulit bernapas lega atas apa yang menimpa
Sempat tersenyum indah dan mengungkapkan segalanya pada Tuhan, mengadukan dan berharap Tuhan membekalinya dengan pelukan sempurna
Selalu memberikan yang terbaik untuknya
Bahkan aku tak pernah memohon untuk inginku
Tapi aku merasa sempurna ketika pintaku pada Tuhan adalah tentangnya
Entahlah...aku merasa bodoh
Entahlah...terkadang menyesal
Entahlah...terkadang bimbang dan ragu