Bulan purnama, bulan yang cantik
Bulan yang penuh dengan senyum
Bulan purnama bersinar terang membuat malam begitu bahagia
Bulan purnama akan semakin indah jika seisi bumi memandangnya.
Bulan purnama, aku ingin dia mempertemukan cinta kita
Cinta yang belum habis
Cinta yang belum selesai tetapi tenggelam dalam gelapnya malam
Bulan purnama yang kupandang apakah sama dengan yang kau pandang?
Saat inipun semua pahlawan kesiangan yang mendekatiku belum berhasil menaklukkan hatiku
Bulan purnama pasti sedih melihat isi bumi tak punya hati yang utuh
Hatinya berantakan tercecer dalam kebiasaan-kebiasaan tak berguna
Bulan purnama kumohon berikan keajaiban agar semua bisa tuntas dalam semalam
Esok tak mungkin lagi terus kuungkit keinginan semu ini
Naluriku terus ingin mengingatnya tapi isi kepalaku membatasinya dan mengatakan bahwa semua hanya akan menjadi kesia-siaan
Kerapuhan tak berujung hanya karena aku belum berhasil menemukan sosok sempurna seperti dirinya
Purnama beralih jadi bulan mati, saat hati juga mati
Semua semangat harus tetap membara meski dalam kondisi hati yang mati
Semua jadi serba salah, memilih bahagia tanpanya berarti tak akan kutemukan sosok seindah dirinya. Hati mati dengan terus mengharapkannya lebih bodoh dari menerjunkan diri ke jurang.
Lalu haruskah kuisi penuh keseharianku dengan produktivitas omong kosong hanya untuk menunggu bulan kembali penuh menjadi bulan purnama?
dk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar