Sabtu, 19 Juli 2025

Kuhabiskan Setiap Rasa Itu

Aku membawa luka itu hingga sering mengejutkanku lagi dan lagi

Tidak bisakah aku hanya menanamnya

Aku tidak ingin mengingatnya

Tapi dia terbawa dalam setiap langkahku, bagaimana aku bisa segera lupa

Setiap kata yang bermakna

Terus berputar di kepala

Setiap janji yang terngiang-ngiang dalam siang dan malam

Jika aku meminum pil lupa ingatan apakah itu akan segera hilang?

Aku ingin itu musnah

Sel-sel otak ini terlalu aktif mengulas semua kenangan kita

Akankah kerinduanku ini juga akan menjadi sebuah buku

Jika ya, maka aku akan memberinya nama “Rinduku”

Seberapa jauh kata rindu itu akan mengajaku berkeliling pada harap-harap semu, di bawah pohon, di pinggir sungai, di trotoar, di tempat piknik yang romantis?

Cita-cita itu harusnya sudah memudar…

Harusnya secepatnya…

Saat ini semua terasa terlalu lama, satu bulan, dua bulan apakah mungkin 3 bulan cukup?

Atau sampai semua cerita ini cukup menjadi satu buku?

Aku tidak pernah hinggap dalam kerinduan yang tampak bodoh dalam waktu lama

Tapi gemilang cahaya yang kau pancarkan sebelumnya telah membuatku nyaman dan terhanyut, sehingga aku telah lelap, harusnya aku ingat dan bangkit dari semua kenyataan ini

Tiap kali ku memutar lagi rohani, meminta pertolongan pada Tuhan agar rasaku segera sirna. Namun mengapa wajahmu yang muncul

Saat air mataku menetes dan aku mendongak ke langit-langit kamar sambil bernyanyi, kepalaku hanya berisi wajahmu

Perutku yang kenyang bahkan tak bisa menjamin aku bisa tertidur dengan lelap, jika kamu terus muncul di kepalaku

Menari? Olah raga? Bernyanyi? Memasak? Bekerja? Semua sudah kulakukan, kamu sama sekali tak perlu kawatir akan hal itu. Segala cara telah kucoba namun jiwaku masih tak memerima kenyataan ini.

Dan aku kini membisu, seperti sudah lelah dengan keadaan, seperti sudah tak bertenaga, bagaimana tak kehilangan tenaga? Jam tidurku saja sudah direnggut. Ini sangat memalukan dalam perjalanan hidupku. Mencintai pria yang mengaku miskin dan aku tetap mengatakan aku menerimanya. Siapa wanita bodoh itu? Itu aku, aku si wanita berhati polos namun terus dihancurkan kesalahpahaman.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar