Jumat, 11 Juli 2025

Kasih yang Berbeda

Belakangan ini aku merasakan kasih yang agak berbeda. Bagaimana 3 teman pria menemani hari-hariku belakangan ini. Benar seperti kata pepatah hilang satu tumbuh seribu. Kebahagiaan itu pasti akan datang tanpa kita menyadarinya. Kelegaan bekerja di kantor lalu kembali dari kantor menghabiskan waktu dengan memasak itu menyenangkan, sehingga aku tidak ada waktu untuk membiarkan pikiran-pikiran tak perlu mengacaukan malamku. Lelah bekerja dan memasak membuatku dapat tidur dengan baik setiap malamnya. Aku tidak lagi memikirkan siapa yang akan menjadi pacarku dan pendampingku dalam pernikahan. Hidup dengan memiliki seorang pacar hanya menimbulkan konflik dan konflik patah hati. 

Pria China itu bahkan ingin pindah ke Jakarta agar bisa terus makan malam bersamaku, seorang pengusaha yang memiliki karyawan, bahkan satu karyawannya mengajak aku berkencan. Bukankah itu gila?

Teman Korea itu selalu konsisten mengobrol denganku di Kakao pagi, siang dan sore. Namun belakangan ini sepertinya dia menghadapi masa sulit, dia bukan lelaki yang akan bercerita, dia beberapa kali menyatakan ingin mengobrol via call dan video tapi sepertinya rasa kurang percaya dirinya lebih besar dibandingkan keinginannya mengobrol denganku. Apa boleh buat? Jika itu membuatnya nyaman maka aku tidak akan memaksakan. Toh bukan itu tujuanku sekarang. Slow living seperti ini lebih nyaman dari yang kukira.

Lalu, bagaimana dengan masa laluku? Sakit hatiku sudah tidak terasa lagi. Masih banyak yang lebih tampan, pandai, melayani dengan hati serta lebih kaya. Aku tidak akan memaksakan hidupku berteduh di satu rumah, terlebih jika rumah itu penuh kekacauan. Ada seorang yang menyatakan value seseorang akan bertemu dengan value orang lain yang lebih setara. Saat value itu tidak setara maka suasana akan jadi berantakan.

Kini kemampuan memasak akan menjadi senjata istimewaku. Hahaha. Salah satu teman yang satu kantor menyarankan untuk terus memasak. Entah kenapa setiap hari dia makan dengan lahap dan selalu menghabiskan masakan yang aku buat. Itu membuatku percaya diri. Semoga dia tidak jatuh cinta padaku karena kemampuan memasaku itu. Hahaha. Atau aku yang bisa tertarik padanya karena melihat dia makan masakanku dengan lahap. Ini seperti latihan menjadi istri yang baik. Ahaha. Cerita selaniutnya pasti akan lebih seru, aku akan melihatnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar