Sabtu, 02 Agustus 2025

Mencari Rasa Sakit

 Ada laki-laki yang datang membuatku memiliki hasrat untuk melakukan ini dan itu, sesuatu yang produktif dan membawa keberuntungan

Ada laki-laki yang datang membuatku berpikir kritis dan mengembangkan potensi

Ada laki-laki yang datang membuatku merasa berhak mendapatkan ini dan itu sebagai hadiah untuk diriku

Ada juga laki-laki yang datang membuatku merasa seperti memiliki pelindung dan merasa tidak kawatir, namun saat bersama lelaki jenis ini justru aku semakin malas dan hanya ingin bermanja

Karena tak mungkin bagiku bisa bergerak maju tanpa seorang support system yang kuat

Kini aku mulai menentukan lagi, dengan siapa sistem kehidupanku akan terbangun.

Mungkinkah aku akan menikah di usiaku yang 27? Ini gila, yang benar saja, aku justru sudah membuat timelinenya, sangat menyenangkan. Namun aku tetap berharap bisa memberi lebih banyak untuk kedua orang tuaku

Setiap melihatku menangis, teman sekamarku berkata "kamu perempuan yang aneh, Tuhan selalu mendatangkan kebahagiaan untukmu, tapi kamu justru selalu mencari rasa sakit, maaf saja jika aku berpikir kamu memiliki kelainan kejiwaan". Aku hanya tersenyum, aku juga tidak bisa memahaminya kenapa aku memilih ingin menghabiskan rasa sakit itu sehabis-habisnya. Benar saja memang seharusnya tidak boleh terlalu bahagia saat menjalin suatu hubungan karena saat kejadian buruk menimpa itu akan menjadi sangat menyakitkan. 

Melepaskan masalalu dan bergerak untuk masa depan, aku akan kembali menejelajahinya. Rasa sakit itu perlahan-lahan pasti akan pudar dan aku akan melakukan banyak hal lagi. Semuanya akan menjadi indah. Kuakui kemajuan terjadi begitu cepat belakangan ini, banyak hal yang melatihku menjadi lebih profesional dalam bekerja, berdandan, memasak, menulis, membuat konten harian hingga mengurus rumah. Aku pernah sakit tapi rasa sakit itu akan menjadi pedang penakluk dunia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar