Pencinta kegiatan sosial tidak asing dengan perkumpulan ibu-ibu yang berusaha memperoleh peruntungan dari usaha sederhana yang dimilikinya.
Usaha tersebut bisa berupa usaha makanan, pakaian, pembersih hingga usaha reseller. Mereka tidak seperti pembisnis pada umumnya yang sudah paham bagaimana mengelola usahanya dan memiliki tekad serta mental pengusaha yang kuat. Banyak ketakutan dalam diri mereka, takut rugi, takut malu dan takut ditolak, ada juga perasaan malas yang menguasai diri mereka. Sebagian berpendapat bahwa rasa malas jadi timbul ketika memahami penghasilan tidak sebanding dengan uang yang mereka keluarkan, dalam dunia usaha kita menyebutnya rugi.
Banyak LSM berusaha memotivasi ibu-ibu seperti ini, memotivasi dan pelatihan terkait hal-hal apa saja yang harus diciptakan agar peoduk mereka bisa terjual dan untung. Sebagai seorang relawan maupun orang yang memberikan pelatihan haruslah memiliki strategi agar ibu-ibu tersebut dapat memiliki pemahaman yang lebih baik. Berikut ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:
1. Mengenali pribadi peserta
Pengenalan diharapkan tidak langsung ketika sesi pelatihan berlangsung melainkan menyediakan ada sesi pra pelatihan, dimana pada sesi ini panitia maupun pemateri bisa mengenal peserta satu sama lain. Mengenal pribadi, latar belakang usaha dan usaha yang sedang dijalankan. Proses pengenalan ini juga bermanfaat saat penyampaian materi. Peserta diharapkan tidak lagi sungkan untuk bertanya maupun mengajukan pendapat mereka.
2. Membuat group komunikasi
Group komunikasi online sangat diperlukan untuk sarana interaksi diluar jam pelatihan, grup juga berperan dalam melakukan koordinasi. Ide biasanya muncul kapan saja, sehingga ketika ide tidak muncul di sesi pelatihan, peserta dapat berbagi dan saling meminta pendapaat di grup.
3. Menyediakan alat tulis
Setiap orang memiliki fase kelemahan dalam mengingat, sehingga perlu ada buku untuk mengumpulkan catatan materi selama mengikuti pelatihan. Buku, pensil, papan, spidol dan lainnya sama seperti proses belajar mengajar.
4. Tata tempat duduk berbentuk U
Tempat duduk yang seperti ini akan memudahkan mereka dalam berinteraksi, saling melihat postur satu sama lain. Bentuk tempat duduk yang seperti ini akan membangun suasana diskusi dan lebih interaktif.
5. Memberikan Ice Breaking
Kita harus selalu mengingat ada masa dimana peserta merasa bosan atau mengantuk, hal ini sangat berbahaya karena materi yang diberikan akan sulit diingat atau bahkan diperhatikan. Berikan games-games singkat yang seru, membuat bergerak dan tertawa.
6. Memberikan awalan mengenai pokok bahasan materi
Awali pertemuan dengan pokok bahasan materi, agar mereka memiliki bayangan apa yang akan dibahas pada sesi di waktu tersebut dan di waktu mendatang.
7. Memberikan tugas
Berikan tugas terkait materi agar peserta meningkatkan kemampuannya dalam mengidentifikasi usahanya
8. Melakukan review
Review pada saat pertemuan mengenai pertemuan sebelumnya sangatlah dibutuhkan untuk melihat seberapa jauh pemahaman peserta dan mengukur sejauh mana materi selanjutnya akan diberikan.
9. Berikan Snack
Snacking diperlukan agar peserta lebih bersemangat, mungkin ada rasa lapar yang mengganggu saat sesi pelatihan bisa sedikit teratasi.
10. Berikan perhatian lebih
Ibu-ibu yang memiliki anak kecil biasanya akan membawa anaknya ke tempat pelatihan. Berikan perhatian juga kepada anak-anak mereka agar sang ibu dapat mengikuti pelatihan dengan nyaman bahkan ada panitia yang seharusnya bertugas menjaga anak-anak mereka,
dk