Minggu, 12 Mei 2019

Tentang Dua Tahun Berlalu

Tidakah kau ingin bertanya mengenai hariku?
Aku punya sedikit cerita tentang dua tahun berlalu di tempat baru ini.
Cerita ini sebagai pengaduan akan beberapa kelelahanku
Sebenarnya tidak terlalu berarti dibandingkan kelelahan fisikmu
Ini kuyakini sangat berbeda dari kelelahan fisikmu itu 
Lebih kepada kelelahan hati dan pikiran
Nuansa ketegangan, kawatir dan ketakutan
Ketegangan dibeberapa hari dalam satu minggu, apakah para pengajar itu menganggap aku mampu di kesukaran materi yang tak kumengerti
Nuansa kawatir jika seandainya usaha itu tidak memenuhi standar yang mereka inginkan
Ketakutan akan lamanya waktu yang kubutuhkan untuk mengerti dan menyatakan bahwa aku bisa menghadapi semuanya
Mungkin kau akan tertawa karena sebenarnya itu bukanlah hal yang berat
Kau akan bercerita dan memberikan contoh pernah melalui hal yang lebih berat
Aku pun akan menerimanya
Bagiku kau memang yang terbaik
Namun, ceritaku belum selesai, tunggu.. aku masih ingin melanjutkannya
Beberapa kesibukan di tempat ini membuatku semakin dewasa, aku sangat menyukai saat aku dapat melakukan hobiku dan menikmati hiburan 
Tersenyum, bersyukur dan tertawa di beberapa waktu...
Aku berusaha merekamnya dalam beberapa memory, agar kau juga dapat melihatku yang semakin bertumbuh
Jujur saja terkadang aku tidak terlalu mencerna pelajaran yang tidak memadai dalam pikiranku
Jangan kawatir, mengenai pelajaran yang kusuka aku cukup menguasainya..
Ku harap kau mengerti, ini aku apa adanya.
Aku bisa lebih berusaha namun pada tempat aku bisa melakukannya dengan hati, kau yang merawatku dari kecil pasti mengetahui hal tersebut.
Jika harus bercerita masa sulitku, itu sebenarnya tidak sulit namun pikiranku yang selalu membuatnya sulit
Ingatkah kau, bahwa aku orang yang memang sedikit berlebihan dan membumbui hal biasa menjadi tak biasa, jangan kawatir karena bumbu itu hanya sebatas pikiran bukan bibir nakal.
Aku pasti sudah gila, karena kebiasaan menyerah masih selalu ada dalam diriku, itu sungguh menghancurkan harapan. Bisakah kau berikan aku jurus yang melenyapkan hal tersebut?
Nantinya aku menyesal sendiri dengan kebodohan tersebut, lalu menyalahkan diriku sendiri
Memang aku banyak berubah, namun pedoman hidup  darimu yang hanya kurasakan sampai remaja cukup menjadi bekal baik sehingga aku tidak melakukan tindakan bodoh berbahaya disaat menyalahkan diri sendiri.
Hatiku begitu lega jika masalah tersebut berlalu, kemudian sedikit mengancam Tuhan agar tidak memberikan masalah baru lagi.
Kuyakin Tuhan justru ingin mengirimkan masalah lagi secara bertubi-tubi.
Agar doa tentang kesuksesan yang kau kumandangkan tiap hari dapat kucapai.
Mengenai sahabat dan teman percayakan padaku, mereka sangat menyukaiku
Pujian selalu datang, bahkan ada panggilan dari tempat yang jauh terdengar di telinga, tentunya menyerukan namaku.
Kau pasti sudah merakitku menjadi wanita murah hati sejak dalam kandungan.
Baiklah... aku sudah menyadarinya saat ini
Aku yakin doa yang kau ciptakan saat aku dalam kandungan ketika itu mengalir setiap hari.
Baiklah... aku mengakuinya saat ini
Aku pun bersyukur terlahir dengan pribadi saat ini
Ada satu hal yang sangat kuinginkan, hal tersebut adalah tersenyum tulus
Aku ingin mencerminkan kemurahan hati dari senyuman tulus.
Itu pasti begitu indah.
Bisakah kau dan aku membayangkannya bersama.
Andaikan kau disini, kita pasti akan berdebat bahwa senyuman tidak selalu berarti bahagia
Karna kau sangat jarang tersenyum melihat sulitnya hari yang kau lalui
Baiklah... andai sulit bagimu, aku hanya bisa terus berdoa seperti hal yang selalu kau ajarkan
Kau begitu istimewa untuku, karena kau pendoa sempurna
Mari kita berlanjut pada bagian berikutnya, bagian kekesalan menghadapi kawan atau teman yang seperti parasit.
Jangan katakan aku jahat, karena beberapa kawanku memang seperti itu.
Mereka mengandalkan aku untuk mendapatkan nilai..
Entahlah, bagian ini dapat mencerminkan kebaikan atau sebuah kebodohan
Beberapa diantara mereka kubina dengan baik akhirnya kita mendapatkan penghargaan dari pengajar.
Mereka ternyata tak seburuk yang kubayangkan, sebagian dari mereka masih memiliki niat untuk mendapatkan hal baik.
Sekarang, apakah aku dapat memimpin bagimu
Tentu saja tidak, karena aku belum pandai memimpin emosi.
Sangat tepat jika dikatakan sifat ini darimu, karena aku tahu emosi yang kau keluarkan paling dahsyat sedunia.
Jika ada ibu lain yang lebih hebat darimu tentu saja kau masih terbaik.
Kau membuatku merasakan begitu banyak rasa
Semesta juga tidak mengucilkan aku, mereka menganggap aku harus dijaga, kurasakan perihal itu.
Semesta memberikan aku ide baru setiap hari.
Aku sangat penasaran tentang apa yang akan terjadi di tahun ketiga nanti, akankah menjadi lebih baik?
Kau setia menuntun aku untuk lebih berani menghadapinya. 
Semoga lebih berani dan berani lagi...
Agar tidak sia sia hidup ini.
I LOVE YOU MUM


YAKINI AKU

Kau biarkan aku berjalan menuju arah ini
Kau leaskan aku dalam perjalanan yang panjang ini.
Kau begitu baik memberikan kesempatan padaku.
Memberikan sebuah kepercayaan bahwa nasib baik akan ada padaku.
Kau ingin menjadikan aku lebih kuat
Memiliki hati dan pikiran terbuka untuk apa dan siapa saja
Kau rela merasakan kesakitan tanpaku
Seorang anak yang hilang dari kewajibannya
Disaat kau sendiri aku yakin pasti begitu lelah
Kusadar kau amat tegar
Aku selalu merindukanmu
Setiap hari aku tersadar betapa doamu kuat untuku
Semoga juga kau berdoa agar hariku baik-baik saja untuk besok
Ku tahu kau menungguku kembali dengan sejuta keberhasilan
Namun aku tak pernah tahu kapan itu akan datang
Bahkan saat ini tanpa kusadari aku begitu menyia-nyiakannya
Beritahu aku kapan saat yang tepat mengambil bintang dalam doamu
Hatiku menginginkan yang paling bersinar sehingga aku bisa bersinar bersamamu
Hariku pasti sudah tenang dan gembira saat itu
Tinggal disampingmu dengan nyaman, memelukmu, menciumu
Aku percaya suatu saat itu akan ada
Tunggulah aku si nakal ini.
Yakini aku setiap hari agar semua kulakukan demi kamu mama.

Pikiran atau Hati?

Seberapa besar kekuatan cinta mempengaruhi pikiranmu?
Dia selalu menjalar membuat tubuhmu pun ikut tak berdaya
Mungkin sebagian orang tidak berpikir akan akibat yang dirasakan
Tapi aku menyadari itu semua setiap hari
Bagaimana dia tumbuh semakin kuat dengan akar kokoh
Hanya saja kokoh akar, cukup membuat dia tumbuh lebih tinggi sehingga yang terjadi terkena angin semakin kencang.
Angin kencang terus mengguncang
Membuat dedaunannya selalu saja terkoyak
Ketika hatiku berseru, sekali seruannya datang membuat duniaku semakin pilu
Tak bisakah perasaan ini diam, tidak menginginkan hal lebih
Jujur, aku tidak mampu
Apakah ini hati yang mempengaruhi pikiran?
Atau pikiran yang mempengaruhi hati?
Mengapa seruan dianugrahkan pada wanita lemah ini?
Semakin bertumbuh aku menginginkan hari yang menenangkan agar aku bisa mencapai impian masa kecil itu.
Tidak pernah kupermasalahkan rasa yang tertitip ini...
Namun, ada hal perih dibalik itu ketika pemikiran ini begitu rumit
Kumohon anugrahkan aku pemikiran yang berpikir konsisten tanpa hambatan dari hati
Aku ingin terus hidu
Sebagian tubuhku mulai merasakan efek pemikiran yang selalu berderu
Aku takut fenomena baru tentang kesakitan fisik muncul.

Rabu, 16 Januari 2019

UBAH HALUAN

Kamu terdiam dalam jalan pikiran yang tak pernah dimengerti
Berbicara apa pun yang terlintas dalam pikiran berusaha menunjukan bahwa kamu bijak, was was dan antisipasi
Bagaimana jika semua itu hanya ego mu?
Ego yang tak pernah bisa dihentikan
Mencari kesalahan orang lain atau mengatakan dia, kamu atau mereka “salah”
Sudahkah setegak diri hampa ini tau apa makna sebuah kata salah?
Memperhatikan sekeliling dengan kesalahan kecil sebagai sesuatu yang besar justru semakin membuatmu tidak menikmati hidup
Jangan harap depresi itu dapat hilang
Biarkan sesuatu mengalir apa adanya seakan itu memang sebuah garis kehidupan
Ada Ego, Ada Emosi, Ada Keras Kepala dan Pendusta
Semua akan berjalan beriringan sesuai garis kehidupan ...
Dapatkah kamu ikhlas semuanya terjadi?
Bertingkah berusaha menjadikan sesuatu seperti apa yang kau inginkan membuatmu hidup dalam dunia konyol
Itu pertanda kau manusia tak sadar diri ...
Pertanda kau manusia berlebihan atau mungkin sebenarnya kau bukan manusia seharusnya.
Untuk menutupi hal itu lebih baik kau menjadikan dirimu dipandang dengan stigma positif , dipandang sebagai seorang dengan tutur kata lembut, cantik, sopan, beriman, bijaksana, pandai dan berbakat.
Itu akan menjadi sebuah pencapaian luar biasa untuk dirimu sendiri...
Usai hal itu terjadi kau pun tidak boleh bertinggi hati, meremehkan orang dengan derajat lebih rendah... mereka yang dengan berbagai kekurangan justru memiliki potensi untuk menjadi lebih hebat
Sedangkan jika kau yang hebat lalu menyombong maka kehebatan itu akan dibatasi ruang gelap dan pada akhirnya kehebatan itu tidak bermanfaat bagimu.



-dhiv16'01'2019

SI NENEK KANTONG PLASTIK

Nenek dengan kantong plastik di tangannya
Berjalan menusuri gang kecil
Ditangannya juga ada sebuah besi dengan lengkung diujung
Berjalan kesana lalu kemari
Melihat beberapa botol plastik berserakan
Sungguh tangguh
Badannya sudah mulai bungkuk, terlihat lekukan begitu keras
Pernah merasa iba pada sosok ini
Selalu ada keinginan memberi sesuatu
Tapi aku sadar bahwa aku pun tak punya sesuatu
Botol dan gelas plastik itu mungkin menjadi sumber penghasilan baginya
Botol dan gelas plastik itu membuatnya merasakan sesuap nasi.
Ada dua kemungkinan untuk kerja keras ini
Apakah keluarganya tidak memberikan apa yang nenek ini inginkan?
Apakah dia ingin membantu keluarganya?
Apakah dia hanya ingin menghabiskan sisa hidupnya untuk mengumpulkan plastik-plastik itu
Berbeda dengan manusia manusia muda tanpa tasa bersalah membuang setiap bungkus makanan, minuman bahkan puntung rokok di pinggir jalan.
Kampus... ya benar sekali
Sebuah tempat yang menjadikan manusia berkualitas...
Lebih berkualitas mana mahasiswa membuang sampah sembarangan dibandingkan nenek pemungut plastik itu
Ahhh.. aku tahu , para mahasiswa itu belum berkulitas toh masih belajar di dalam kampus. Mereka hanya dalam proses menjadi berkualitas.
Luar biasa...
Sebuah perbandingan yang mulai menyadarkan , bahwa moral baik justru belum tentu ada dalam jiwa seorang berpendidikan...


-dhiv16'01'2019

PENGAP

Mencoba menormalkan segala pikiran
Pikiran dari masa depan yang mungkin tidak bersama lagi dengannya
Masa depan miliknya yang tak lagi tentangku
Mungkin dia mulai menjauh dariku, mulai mencari jalan tak bersamaku
Dia akan mengatakan semua itu untuk ku
Apakah aku akan percaya?
Berharap ada kemungkinan seseorang mengundangku ke luar menuju masa depan tak terduga
Disana seolah aku yang pergi
Disana aku akan paham rasanya
Disana seakan dia sosok yang kutinggal
Menjalin hubungan dengan batasan amat luas
Apakah dia akan paham sepinya tanpaku?
Kini aku tidak boleh  lagi mengekang
Bukan saatnya untuk diriku menahan setiap gerak geriknya
Dia menginginkan banyak mimpi lain. . .
Kusadari dia merasakan pengap dengan sekat hampir rapat.


-dhiv16'01'2019

Rindu Titip Senja

Penghujung senja itu sungguh indah
Mampu menenangkan setiap pemikiran berkabut selama ini
Memberikan aroma ketenangan terasa menyejukan jiwamu
Kamu terdiam hanya menitipkan rindu untuknya
Berharap aku akan menyampaikannya pada senja
Kamu menunggu senja berubah di pagi cerah dan membawa berita indah



-dhiv16'01'2019

Dimana Keinginan Itu?

Selintas mengerti dimana keinginan itu sebenarnya berada
Keinginan setelah beberapa tahun ada disampingnya
Sungguh indah, terkadang harus sakit
Tetapi justru sakit itu karena kubuat sendiri
Aku tahu keinginan itu, hanya diriku yang tau
Aku serahkan pada Sang Penguasa
Mungkin dia mengerti keluhku
Mungkin dia paham seberapa jalan akan terbuka untuku
Si Penguasa ini sama sekali tidak pernah lalai, Dia menyimpan berbagai hal-hal yang menjadi keinginanku.
Dalam buku harian Sang Penguasa tercatat perihal imbalan yang harus kuberikan agar keinginan itu tercapai...
Tak heran jika terdapat juga potongan dari bonus keinginan itu jika usahaku tidak sesuai dan seiring dengan jalan dari alam semesta. Keinginan tidak akan diberikan jika usahaku benar-benar nakal
Aku seperti harus menjadi anak polos dan lugu.
Seperti anak yg berbakti pada orang tua begitulah aku harus berbakti pada sang Penguasa


-dhiv16'01'2019