Jumat, 15 Juni 2018

PEREMPUAN DENGAN TIGA ALIRAN DARAH DAN IKAN BERTARING



Image result for mom art

illustration : Holy Woman (www.artfulhome.com) by Brian Kershisnik


Jika kamu bertemu dengan seorang wanita, memiliki tubuh ideal sedikit kekar, sebuah tanda pada tangannya, maka kau telah menemukan sosok pahlawan untuku. Dia tidak mengeluh memiliki tiga aliran darah yang telah mendewasa. Menyapa setiap pekerjaan terlintas di depan matanya. Semata-mata semua usahanya tak lain untuk ketiga aliran darahnya. Siang dan malam tak masalah, asalkan ada lembaran-lembaran yang diterima. Berbekal tangan dengan dua benjolan di bagian jempol. Memang sangat sulit dan terkadang melelahkan, dia tetap tersenyum jika bisa memberi untuk ketiga aliran darahnya. Sering juga sesungguhnya perempuan ini merasa kecewa. Kecewa saat tidak ada satu aliran darah menanggapi sentuhan hangat darinya. Satu dari tiga sempat mengerti bagaimana menjaga hati perempuan ini. Sayangnya dua dari tiga justru merusuh membuat hati semakin lelah.
Perempuan ini ricuh dengan banyak pernyataan dari mulutnya, walaupun pernyataan itu tidak perlu didedangar oleh orang tertentu. Suka bercerita, buruknya hal yang keluar adalah kata setinggi langit. Memang sesuai kenyataan namun bisakah tak perlu dihumbar? Kata-kata setinggi langit itu seperti umpan pancingan yang siap dilahap berbagai jenis ikan. Ikan sangat ganas, hidup di cuaca panas, hidup penuh dusta, menatap tajam setiap mahkluk dalam posisi tinggal lebih datar dan tinggi. Perempuan dengan tiga aliran darah ini harus berhati-hati dan waspada mengingat perilaku ikan bergigi tak biasa itu.
Ketahuilah jika aku adalah salah satu aliran darah perempuan ini, aku ingin membungkam bibirnya, membukakan telingaku lebar-lebar untuknya, menjawab setiap pertanyaannya, mengagumi setiap perkataan tinggi dari bibirnya. Aku akan memeluknya di setiap malam rasa lelah menghampirinya, aku bernapas di dadanya. Aku ingin secepatnya mencari celah untuk menghasilkan lembaran untuk membantu dua aliran darah lainnya. Aku ingin membawanya ke tempat rindang tanpa danau. Mengapa danau? Biar tak ada lagi ikan-ikan bertaring, agar tak ada pancingan dari kata-kata setinggi langit untuk ikan-ikan baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar