Mata berkilau menandakan kesejukan hati kecil
Berbalut wangi bedak
Senyumnya terpapar namun menggelitik
Setiap mata memandang, ingin ikut tersenyum
Hidung mungil berlubang kecil, mencium bau sederhana namun tak bisa berkomentar perihal bau itu
Memahami bila ditatap
Mengetahui bila diajak bersenggama
Tak lebih dari ingin diperhatikan
Ia tak ingin merasa lahir ke dunia seorang dini
Kulitnya masih halus kenyal
Jemari dengan kuku merah muda
Menghempas-hempas tangan saat tak nyaman
Binar mata tanpa dosa
Ibunda nya kawatir akan ia terserang angin jahat namun ia tetap menghempas sarung tangan yang tergambar lucu oleh tokoh kartun itu
Selasa, 30 Januari 2018
Selasa, 16 Januari 2018
Ini Si Pohon
Pohon rindang hijau melukiskan kesejukan
Betapa menarik jika mencari ranting terkecilnya
Bagaimana burung-burung hinggap dan bersiul ria
Pupuk mana yang menghidupinya
Kini begitu hijau, tak ingin musim kering membuatnya menguning hingga akhirnya gugur ke tanah
Dimana letak istimewa jika begitu
Haruskah menunggu hinga kuncup-kuncup baru tumbuh kembali
Baru dipupuk kembali seolah tak lelah coba memelihara lagi, tapi siapa pemupuknya ?
Musim berganti, air hujan datang dan pergi
Siapa bersedia menemuinya lalu menyiram tiap pagi
Hanya dia sendiri
Tertiup angin kesana kemari
Posturnya ikut menjadi miring ke arah angin membawa
Bagaimana jika semakin tua
Memang semakin kuat akarnya
Semakin tinggi pun ia
Malangnya semakin kencang pula angin mengenai
Jika hujan beserta kilat petir , bagaimana ia dapat menghindar, tibalah postur pohon ini hitam dekil
Tapi dia mengerti bagaimana kembali
Kembali rindang
Berbunga
Dan menyapa angin serta mentari seperti sebelumnya
Langganan:
Postingan (Atom)